Estee Lauder Mengumumkan Prospek yang Suram di 2025



KONTAN.CO.ID - Produsen lipstik MAC, Estee Lauder memperkirakan laba dan penjualan tahun 2025 akan berada di bawah estimasi karena penurunan permintaan pasar kecantikan global.

Selain itu, perusahaan mengumumkan bahwa CEO Fabrizio Freda akan pensiun, menyebabkan sahamnya turun 10% dalam perdagangan pre-market.

Perusahaan menyatakan, penjualan di China menurun terutama karena lesunya permintaan di segmen kecantikan prestisius.


Baca Juga: Ini Daftar Korporasi AS yang Lakukan PHK di 2024 karena Prospek Ekonomi Suram

Rekan Eropa mereka, L'Oreal juga menyatakan bahwa pasar kecantikan global tumbuh lebih lambat dari yang diharapkan dan menyoroti kurangnya pemulihan di pasar China.

Berita tentang CEO yang pensiun muncul di tengah rencana perputaran dan menyusul pengunduran diri Chief Financial Officer Estee, Tracey Travis, setelah 12 tahun bekerja.

Pada bulan Juli, Estee mengatakan bahwa orang dalam, Akhil Shrivastava, akan menggantikan Travis sebagai kepala keuangan perusahaan.

Freda, 66, bergabung dengan Estee pada tahun 2008 sebagai presiden dan chief operating officer dan kemudian diangkat sebagai CEO perusahaan.

Baca Juga: Raksasa Kosmetik Estee Lauder akan Memangkas 5% Pegawainya

Pada hari Senin, Estee mengatakan dewan direksi sedang mempertimbangkan kandidat internal dan eksternal sebagai bagian dari perencanaan suksesi CEO.

Hingga penerusnya ditunjuk, Freda akan terus memimpin dan mengawasi prioritas strategis, keuangan, dan investasi perusahaan, kata Estee.

Perusahaan memperkirakan penjualan fiskal 2025 akan berada di antara penurunan 1% dan kenaikan 2%, dibandingkan dengan perkiraan analis sebesar kenaikan 6,43%, menurut data LSEG.

Baca Juga: Ekonomi China Melambat, Penjualan Estee Lauder Ikut Terhambat

Estee mengharapkan laba per saham tahunan yang disesuaikan berada di antara $2,75 dan $2,95, dibandingkan dengan ekspektasi analis sebesar $3,96.

Penjualan bersih triwulanan yang disesuaikan perusahaan naik menjadi US$3,87 miliar dari US$3,63 miliar pada tahun sebelumnya. Analis telah memperkirakan US$3,81 miliar.

Editor: Yudho Winarto