ESTI targetkan pabrik baru beroperasi Juni 2017



JAKARTA. Setelah menjual pabrik dan mengalihkan operasional ke wilayah Tangerang, PT Ever Shine Tex Tbk kini tengah merampungkan pembangunan pabrik di wilayah tersebut. Pabrik yang diharapkan siap beroperasi pada Juni 2017 itu menelan investasi senilai US$ 10 juta.

Erlien Lindawati Surianto, Direktur & Sekretaris Perusahaan Ever Shine Tex mengatakan, progres pembangunan pabrik tekstil di Tangerang tersebut baru 20%.  Namun, pihaknya masih belum bisa membeberkan secara detail mengenai target awal kapasitas pabrik tersebut.

“Pabriknya masih progres, kami belum bisa mempublikasikannya mengenai kapasitas pabrik dan lain-lain saat ini,” tutur Erlien, Kamis (26/1).


Asal tahu saja, sepanjang 2016, perusahaan berkode saham ESTI di Bursa Efek Indonesia ini menargetkan pendapatan sebesar US$ 41,8 juta. Nah realisasi pendapatan per September 2016 baru US$ 26,3 juta. “Tercapai atau tidak, kita tunggu dahulu laporan keuangan akhir tahun, kami tetap optimis,” katanya.

Mengenai target pendapatan tahun ini, pihaknya juga masih belum bisa membeberkan secara pasti. Namun, produsen tekstil ini terus berupaya menggenjot penjualan produk sebanyak-banyaknya. “Kami berupaya untuk menjual produk sebanyak-banyaknya dan tidak memasang target. Yang pasti kami akan genjot penjualan di tahun ini,” ucap Erlien.

Sementara, ESTI juga tidak menyiapkan belanja modal atawa capital expenditure tahun ini. Ia menyebut, belanja modal kemungkinan akan ada dari salah satu anak usaha mereka.

Kelesuan bisnis yang terus menurun membuat ESTI tak berencana untuk berekspansi, apalagi untuk mendiversifikasi bisnis di tahun ini. Yang terang, upaya mereka memperbaiki kinerja ialah dengan menggenjot penjualan produk baik melalui pasar lokal maupun ekspor. “Kami tidak ada rencana ekspansi di tahun ini, perusahaan beroperasi seperti biasa,” kata dia.

Menilik laporan keuangan ESTI per September 2016 pendapatan mereka menurun 9,31% ketimbang periode yang sama tahun lalu. Sementara porsi pendapatan ekspor mereka juga menurun 16,6% atau hanya tercatat US$ 12 juta.

Erlien mengatakan bahwa porsi ekspor susut dikarenakan kondisi pasar yang sedang menurun, belum lagi ditambah harga jual di pasaran yang cenderung turun, sehingga memperngaruhi kinerja ESTI di tahun lalu.

Tahun ini, perusahaan masih akan tetap fokus menjual produk di pasar lokal dan pasar ekspor. “Kami tetap menggenjot keduanya, bisa berubah dari porsi sebelumnya 50%, bisa tidak, tergantung kondisi pasar,” ujar Erlien.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Dupla Kartini