KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Estika Tata Tiara Tbk (
BEEF) turut mendorong pengembangan program vokasi. Salah satunya dengan cara BEEF memfasilitasi tujuh mahasiswa Politeknik Pembangunan Pertanian (Polbangtan) Bogor, Jawa Barat mengikuti program vokasi melalui praktik kerja lapangan (PKL) yang berlangsung 2 bulan dari 24 Juni - 14 Agustus 2019. Direktur Pemasaran Estika Tat Tiara Grace Adoe mengatakan, program ini merupakan wujud kontribusi perusahaan dalam mendukung program pemerintah meningkatkan daya saing sumber daya manusia (SDM) sesuai kebutuhan industri.
Baca Juga: Dari tujuh saham baru yang masuk efek margin Juli, saham BEEF dan TOTL jadi pilihan “Sumber daya manusia menjadi kunci sukses pembangunan ekonomi Indonesia. Jika perusahaan mempekerjakan sumber daya manusia yang terampil, saya yakin produktivitas industri akan meningkat dan memacu daya saing industri kita di tingkat global,” kata ujar Grace di Subang, Jawa Barat, seperti dikutip dari siaran pers, Senin (22/7). Grace mengatakan, permintaan dari dunia usaha yang terus meningkat harus diantisipasi melalui program strategis agar dapat memastikan bahwa industri di Indonesia menyerap tenaga-tenaga kerja berkompetensi, produktif, dan berdaya saing yang siap bekerja.
Baca Juga: Emiten Properti Jawara IPO Semester Pertama 2019 Saat ini, Grace menuturkan BEEF telah menandatangani
Memorandum of Understanding (MoU) tentang program vokasi dengan Polbangtan Bogor dan Polbangtan Manokwari, Papua Barat, yang selanjutnya akan diikuti penandatanganan MoU dengan SMK-PPN Sembawa, Palembang. Lingkup kerja sama bidang vokasi ini meliputi Praktik Kerja Lapangan, kuliah kerja lapangan (KKL), study tour, magang guru dan dosen, serta kunjungan Polbangtan untuk Teaching Factory (TEFA).
Baca Juga: BEI rilis efek transaksi margin dan shortselling periode Juni 2019, berikut daftarnya Selain bekerja sama di bidang vokasi, KIBIF juga menjalin kemitraan strategis di bidang pelatihan SDM Pertanian atau Widyaiswara dengan Pusat Pelatihan Pertanian (Puslatan) Kementerian Pertanian. “Pembangunan SDM melalui pelatihan dan pendidikan vokasi sangat penting, khususnya dalam menyiapkan angkatan kerja kompeten dan berdaya saing tinggi untuk memenangkan kompetisi global,” katanya. Menurut Grace, KIBIF menyeleksi setiap mahasiswa yang ingin mengikuti PKL untuk mengetahui seberapa besar pemahaman tentang feedlot dan feedmill penggemukan sapi potong, sehingga diharapkan mahasiswa yang telah mengikuti PKL terampil di bidang penggemukan sapi potong dan mempraktikkan materi utama yang diberikan. “Keterampilan dan pengetahuan lapangan yang diperoleh selama PKL, dapat menjadi catatan untuk rekrutmen sebagai staf feedlot dan feedmill di KIBIF,” jelas dia.
Baca Juga: Harga Saham IPO Melesat, Jangan Buru-Buru Diembat Grace mengungkapkan, KIBIF mulai menerima mahasiswa PKL sejak tahun 2016 dari sejumlah perguruan tinggi, seperti Institut Pertanian Bogor (IPB), Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta, Universitas Sebelas Maret (UNS), SMK Yadika Jakarta, Universitas Brawijaya (Unibraw) Malang, dan lainnya. PKL khusus vokasi, lanjutnya, baru dimulai tahun 2019 yang diawali tujuh mahasiswi Polbangtan Bogor. “KIBIF mempunyai persyaratan dan standar dalam penerimaan mahasiswa PKL. Setiap mahasiswa diwajibkan mengirimkan proposal PKL yang sudah mendapat persetujuan dosen pembimbing. Pengirimannya paling lama 10 hari sebelum kegiatan PKL dimulai,” kata Grace.
Baca Juga: Estika Tata Tiara perluas jaringan distribusi Selama mengikuti PKL, kata dia, manajemen feedlot dan feedmill sapi potong di KIBIF mewajibkan setiap mahasiswa mematuhi Standar Operasional Prosedur (SOP) dan aturan berlaku di lingkungan feedlot dan feedmill. Selain itu, mahasiswa PKL wajib mengikuti sistem rolling untuk meningkatkan efektivitas kerja, kemudahan mencari data, dan kemandirian. Selama PKL, ketujuh mahasiswa itu diajari tentang aplikasi teknologi program fattening sapi potong dan pada setiap hari Senin mempresentasikan hasil PKL yang dikerjakan selama sepekan untuk mengetahui efektivitas waktu dan keseriusan mahasiswa menjalani PKL. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Noverius Laoli