ETWA Siapkan Rp 206 Miliar untuk Biodiesel



JAKARTA. PT Eterindo Wahan­atama Tbk semakin memantap­kan langkahnya di bisnis bahan bakar nabati (biodiesel). Dalam waktu dekat, emiten berkode ETWA itu akan melakukan eks­pansi kebun sawit melalui akui­sisi atau pembentukan perusa­haan patungan (joint venture).

Presiden Direktur Eterindo Immanuel Sutarto menyatakan, langkah tersebut diperlukan ka­rena perusahaannya belum me­miliki kebun sawit yang bisa menjadi bahan baku biodiesel. Padahal, kebutuhan kelapa sa­wit ETWA bisa mencapai sekitar 120.000 ton per tahun.

Kebutuhan sebesar itu bisa dipenuhi oleh lahan kebun selu­as 24.000 hektare (ha). Makanya, Immanuel bilang, ETWA mem­bidik dua perusahaan perkebun­an di Kalimantan Barat dan Kali­mantan Timur untuk diakuisisi. Pilihan lainnya, ETWA akan membentuk perusahaan patung­an dengan mereka.


Sayang, ia enggan mengung­kapkan identitas dua perusaha­an itu. Immanuel juga tak me­nyebutkan kebutuhan dana aksi ini. "Kejelasannya baru awal 2009," ujarnya, Senin (30/6) lalu.

Namun, Eterindo telah memi­liki cukup dana untuk ekspansi kebun sawit. Maklum, ia baru saja melego seluruh saham di dua anak usahanya, yaitu 23,17% saham perusahaan kimia PT Petrowidada (PWD), dan 30,72% saham PT Eternal Buana Che­mical Industries, sebuah perusa­haan biodiesel.

Eterindo melego PWD kepada Excel, perusahaan investasi asal Hong Kong. Sedangkan Eternal dilepas ke RCI, sebuah perusa­haan investasi di Jakarta.

Sebagai gantinya, ETWA membeli 51,38% saham Excel di PT Anugerahinti Gemanusa (AG). Sebelumnya, Eterindo su­dah memiliki 48,21% saham AG. Jadi, kini, Eterindo menguasai 99,6% saham Anugerahinti.

Dari seluruh transaksi ini, ETWA meraup dana bersih Rp 206,45 miliar. Duit inilah yang nantinya akan dipakai untuk mengakuisisi kebun, mengem­bangkan biodiesel, dan modal.

Menurut Immanuel, tahun ini, ETWA mematok, kapasitas pro­duksi biodiesel AG bisa naik menjadi 80.000 ton, dari semula 50.000 ton per tahun. Jumlah ini akan naik lagi menjadi 120.000 ton per tahun, tahun depan.

AG akan menaikkan kapasitas produksi biodiesel itu dengan cara mengurangi produksi Plas­ticizer. Selama ini, sebagian pabrik AG dipakai untuk mem­buat zat aditif tersebut. Immanuel berharap, tahun ini, pendapatan ETWA bisa menca­pai Rp 500 miliar, dengan laba bersih Rp 8 miliar - Rp 10 miliar. Tahun lalu, pendapatan mereka hanya Rp 421,31 miliar, dengan laba bersih Rp 6,69 miliar.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Test Test