ETWA targetkan pendapatan Rp 1,5 triliun di 2013



JAKARTA. Peningkatan permintaan biodiesel membuat PT Eterindo Wahanatama Tbk optimistis bisa membukukan kenaikan pendapatan hingga 50% tahun ini. Sepanjang tahun lalu, pendapatan perusahaan itu tercatat sebesar Rp 1 triliun.

Jika target terealisasi, tahun ini, produsen biodiesel ini bisa mengantongi fulus sebesar Rp 1,5 triliun. Manajemen Eterindo juga memproyeksikan adanya kenaikan laba bersih dari Rp 38,5 miliar tahun lalu menjadi Rp 50 miliar.

Bambang Suyitno, Investor Relations Eterindo mengatakan, pendongkrak kinerja tahun ini salah satunya adalah penambahan volume penjualan biodiesel perusahaan. Harga jual, kata dia, juga diproyeksikan naik.


Perusahaan berkode ETWA ini menargetkan bisa memproduksi dan menjual biodiesel sebanyak 90.000 metrik ton (MT) hingga 102.000 MT sepanjang tahun ini. Adapun tahun 2012, produksi biodisel ETWA hanya 60.791 MT.

Kenaikan ini sejalan dengan upaya peningkatan kapasitas produksi pabrik.Kapasitas terpasang pabrik biodiesel ETWA sebenarnya mencapai140.000 MT per tahun. Namun, hingga akhir tahun lalu, realisasinya baru 70.000 ton per tahun.

Nah, tahun ini, perusahaan itu ingin menggenjot produksi hingga mencapai 102.000 ton per tahun. "Kami perkirakan pabrik bisa full capacity pada tahun 2015 mendatang," ujar Bambang, kepada KONTAN, Rabu (3/4).

Mayoritas biodiesel dijual ke Pertamina. Porsinya mencapai 92% dari total penjualan. Sisanya kepada industri. Bambang bilang, pihaknya berharap bisa mendapatkan pelaku industri lain di luar Pertamina. Sehingga, portofolio klien perusahaan bertambah.

Manajemen ETWA optimistis, tahun 2013, permintaan biodiesel semakin bertambah. Pemberlakuan ketentuan peningkatan kandungan biodiesel di sektor transportasi bersubsidi, dari 7,5% menjadi 10%, menjadi salah satu katalis positif. Pemerintah juga sudah menginstruksikan pemakaian kandungan biodiesel, sebesar 2% di sektor industri pertambangan.

Permintaan yang tinggi itu diharapkan bisa mengerek harga jual. Secara moderat, ETWA memproyeksikan harga jual rata-rata tahun ini sekitar US$ 1.050 per MT. Namun, menurut Bambang, harga itu berpotensi naik lebih tinggi dari tahun lalu. Adapun tahun lalu, harga jual rata-rata biodiesel sekitar US$ 1.060 per MT.

Selain biodiesel, kenaikan pendapatan ETWA tahun ini juga ditopang dari kelapa sawit. Kebun kelapa sawit ETWA yang ada di Kalimantan akan panen pada semester I tahun ini. Namun, Bambang belum bisa mengestimasikan nilai kontribusi dari hasil panen itu.

Perusahaan memiliki lahan konsesi seluas 40.000 hektare (ha). Adapun, luas lahan yang layak tanam hanya 24.000 ha. Saat ini luas lahan yang telah ditanami sekitar 5.712 ha. Rencananya, tahun ini Eterindo akan menambah lahan tertanam sekitar 7.000 ha.

Di lokasi yang sama, ETWA juga akan membangun pabrik kelapa sawit (PKS). Kapasitasnya 45 ton per jam. Untuk pengembangan industri sawit ini, perusahaan telah menyiapkan dana sekitar Rp 450 miliar. Perinciannya, Rp 315 miliar untuk penanaman baru. Sisanya untuk PKS.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Amailia Putri