JAKARTA. Euforia masih menggelayuti pasar saham Indonesia. Pada transaksi kemarin (23/3), Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup di posisi 5.563,76, rekor penutupan tertinggi sepanjang masa. IHSG bahkan sempat mencapai level 5.576,67.Ada beberapa momentum yang turut mendukung euforia di pasar saham, seperti pembagian dividen, rilis kinerja emiten hingga spekulasi bahwa Standard & Poor's (S&P) akan memperbarui peringkat utang Indonesia. Ada ekspektasi, kali ini S&P akan menaikkan peringkat utang Indonesia ke level investment grade.Sejak awal tahun hingga kemarin atau year-to-date (ytd), IHSG sudah naik 5,04%, tidak terpaut jauh dengan indeks Straits Times yang naik 6,59% (ytd), indeks Shanghai naik 4,41% (ytd) dan Nikkei naik 4,18% (ytd). Tapi pertumbuhan IHSG masih jauh di bawah kinerja indeks Hang Seng dan indeks Kospi yang masing-masing menanjak 9,20% dan 13,91% (ytd).
Euforia masih menyulut IHSG
JAKARTA. Euforia masih menggelayuti pasar saham Indonesia. Pada transaksi kemarin (23/3), Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup di posisi 5.563,76, rekor penutupan tertinggi sepanjang masa. IHSG bahkan sempat mencapai level 5.576,67.Ada beberapa momentum yang turut mendukung euforia di pasar saham, seperti pembagian dividen, rilis kinerja emiten hingga spekulasi bahwa Standard & Poor's (S&P) akan memperbarui peringkat utang Indonesia. Ada ekspektasi, kali ini S&P akan menaikkan peringkat utang Indonesia ke level investment grade.Sejak awal tahun hingga kemarin atau year-to-date (ytd), IHSG sudah naik 5,04%, tidak terpaut jauh dengan indeks Straits Times yang naik 6,59% (ytd), indeks Shanghai naik 4,41% (ytd) dan Nikkei naik 4,18% (ytd). Tapi pertumbuhan IHSG masih jauh di bawah kinerja indeks Hang Seng dan indeks Kospi yang masing-masing menanjak 9,20% dan 13,91% (ytd).