Euforia Pemerintahan Baru Mereda, IHSG Terseret di Zona Merah Empat Hari Beruntun



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) kembali melanjutkan tren pelemahannya. Indeks komposit dalam Tanah Air ini sudah berakhir di zona merah selama empat hari perdagangan beruntun. 

IHSG terkoreksi 0,78% atau turun 60,02 poin ke level 7.634,63 pada akhir perdagangan Senin (28/10). Pelemahan ini sejalan dengan keluarnya dana investor asing di seluruh pasar sebesar Rp 250,15 miliar. 

Jika ditarik lebih jauh, investor asing mencetak net sell sebesar Rp 11,84 triliun di seluruh pasar dalam sebulan terakhir. Berdasarkan data RTI, asing mencetak net sell sebesar di saham PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI). 


Baca Juga: IHSG Melemah ke 7.634 Hari Ini (28/10), BMRI, BBRI, BUKA Paling Banyak Net Sell Asing

Dalam 10 hari terakhir, net sell asing atas saham BBRI mencapai Rp 2,3 triliun. Menyusul saham PT Indah Kiat Pulp & Paper Tbk (INKP) dengan net sell sebesar Rp 150,8 miliar. 

Senior Market Analyst Mirae Asset Sekuritas Nafan Aji Gusta menjelaskan dari dalam negeri, koreksi IHSG salah satunya disebabkan oleh meredanya euforia menyambut pemerintahan baru. 

"Penurunan IHSG mencerminkan euforia pemerintahan baru terlihat mereda, tapi sebenarnya tren mayor IHSG masih dalam fase bullish. Jadi ini koreksi wajar," katanya kepada Kontan, Senin (28/10). 

Menurut Nafan, tensi geopolitik turut menyeret pelemahan IHSG. Pasalnya, konflik di Timur Tengah antara Israel dan Iran kembali memanas menjadi sentimen negatif bagi pasar. 

Baca Juga: Dipimpin BBRI dan BMRI, Cek 10 Saham Net Sell Terbesar Asing dalam Sepekan

Maximilianus Nico Demus, Associate Director of Research and Investment Pilarmas Investindo Sekuritas menambahkan investor masih menunggu stimulus China yang tak kunjung datang. 

Masih dari sentimen global, investor juga masih mengkhawatirkan volatilitas atas pemilihan presiden di Amerika Serikat (AS) serta rilis dana inflasi serta ketenagakerjaan di Negeri Paman Sam. 

"Ini membuat para pelaku pasar dan investor cenderung khawatir sehingga memilih untuk aksi ambil untung serta wait and see," ucap Nico. 

Nico mencermati secara teknikal, support kuat IHSG berada di level 7.600. Jika level tersebut berhasil ditembus, maka support IHSG berikutnya berada di level 7.450.  

Baca Juga: Cek Rekomendasi Saham Pilihan Jelang Musim Rilis Kinerja Keuangan

"Apabila level 7.500 tembus, maka besar kemungkinan tekanan koreksi akan jauh lebih besar sehingga mendorong IHSG kembali mengalami penurunan," jelas dia. 

Sementara, Nafan mencermati IHSG akan menguji support 7.586, jika level tersebut terlewati maka support selanjutnya ada di 7.450. Sementara level resistance IHSG ada di 7.806 dan 7.942.

Selanjutnya: Prospek Suram, Harga Minyak Mentah Anjlok Lebih dari 6% di Awal Pekan

Menarik Dibaca: Air Galon Polikarbonat Bisa Tercemar BPA Kala Distribusi, Berikut Penjelasannya

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Noverius Laoli