Pemerintah rilis Euro Bond di semester kedua



JAKARTA. Setelah sebelumnya pemerintah berencana akan menerbitkan semua surat utang dalam dedonominasi valuta asing (valas) pada semester pertama 2015, kini ada perubahan. Khusus untuk obligasi berdenominasi euro atau euro bond, pemerintah bakal menerbitkan surat utang tersebut pada semester kedua 2015.

Utang internasional yang masih akan diterbitkan pemerintah pada semester pertama adalah global sukuk dan samurai bond. Dirjen Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko Kementerian Keuangan (Kemkeu) Robert Pakpahan mengatakan khusus untuk euro bond tidak ada risiko suku bunganya akan mengalami kenaikan tiba-tiba. Pasalnya, Eropa dalam waktu dekat akan memberikan kucuran stimulus atau quantitative easing (QE).

ECB akan membeli obligasi pemerintah Uni Eropa hingga € 50 miliar per bulan. Program pembelian ini akan dimulai Maret 2015 mendatang hingga akhir 2016. 


Menurut Robert, strategi pembiayaan tahun ini adalah front loading atau pencetakan utang di awal karena persiapan menghadapi normalisasi Bank Sentral Amerika The Fed yang akan menaikkan suku bunganya pada semester kedua 2015. Inilah yang mendasari pemerintah menerbitkan global bond berdedominasi dollar Amerika Serikat (AS) pada awal Januari 2015 sebesar US$ 4 miliar.

Mundurnya penerbitan euro bond ini pun bagus bagi yield atau imbal hasil pemerintah. "Arus (investor) lebih tinggi karena ada QE Eropa. Harganya bisa lebih murah," ujar Robert akhir pekan lalu.

Mengenai berapa target indikatif yang diinginkan pemerintah dari penerbitan euro bond, ia masih menutup rapat. Sekedar mengingatkan, pada tahun 2014 pemerintah menerbitkan euro bond senilai € 1 miliar atau dalam dolar sebesar US$ 1,4 miliar pada Juli 2014. Permintaan yang masuk pada saat itu mencapai € 6,7 miliar atau hampir tujuh kali dari penerbitan.

Robert mengakui, pada tahun ini dengan adanya kucuran stimulus maka minat investor yang masuk bisa lebih tinggi dari tahun lalu. Adapun mengenai penerbitan surat berharga negara (SBN) dalam bentuk valas tahun ini adalah 23% dari penerbitan SBN secara gross sebesar Rp 451,8 triliun.

Sebelumnya, porsi valas adalah 20% dari penerbitan total. Jika dibagi dengan kurs rupiah Rp 12.500 dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Perubahan (APBNP) 2015 maka penerbitan SBN adalah US$ 36,1 miliar. "Kalau 23% dari itu sekitar US$ 8 miliar. Itu yang mau saya terbitkan valas tahun ini secara total," terang Robert.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Sanny Cicilia