Euro diramal belum bertenaga menyalip dollar AS hari ini



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Keputusan European Bank Central (ECB) yang tetap mempertahankan suku bunganya, analis perkirakan bisa menekan laju euro untuk menguat terhadap dollar AS pada perdagangan, Jumat (27/4).

Dalam ECB Press Conference semalam (26/4) Presiden ECB Mario Draghi bersikap dovish karena memperkirakan data-data fundamental ekonomi di kawasan Eropa masih lemah. "Hal ini akan menekan laju kurs Eropa," kata Puja Purbaya Sakti, analis PT Rifan Financindo Berjangka, Kamis (24/4).

Siang nanti ada beberapa data Eropa yang rilis seperti Jerman akan mengeluarkan data pengangguran rata-rata pada periode April yang diprediksi masih akan bertahan di angka 5,3%. Menurut Puja, data tersebut tidak akan berdampak signifikan pada euro.


Selanjutnya pukul 16.00 Eropa juga akan merilis data Business Confidence periode April yang diprediksi akan mengalami penurunan dari 1,34 menjadi 1,27.

"Melemahnya iklim usaha di kawasan Eropa berdasarkan survei bulanan dan dirancang untuk menyediakan penilaian mengenai situasi siklus usaha di Eropa akan berdampak unfavorable bagi kurs euro," kata Puja.

Maka, secara umum pergerakan kurs euro pada perdagangan hari ini masih didominasi oleh sinyal negatif yang akan membebani mata uang tersebut untuk bisa kembali menguat.

Jika data pembelian barang tahan lama di AS memburuk di Bulan Maret, euro berpeluang menyalip dollar AS. Tapi, data Durable Goods Order AS menguat di bulan Maret dibanding Februari, meskipun permintaan baru bahan tahan lama mencatat penurunan.

Puja kemarin merekomendasikan, trading untuk pasangan EUR/USD, sell bila kurs mengalami akselerasi jual di bawah 1.2154 dengan level support 1.2093, 1.2033 & 1.1963 dan resistance di 1.2210, 1.2250 & 1.2285.

Secara analisa teknikal indicator Moving Average Exponential masih menunjukkan sinyal Bearish kemudian pada Vortex Indicator menunjukkan kondisi Red over blue yang mulai melebar dimana masih berpotensi untuk koreksi lebih lanjut. Begitu pula pada indikator True Strengh Indicator masih menunjukkan kurs bearish. Secara umum EUR/USD masih berpotensi untuk lanjutkan koreksi pada perdagangan selanjutnya.

Sebelumnya, Kamis (26/04) kurs Euro sempat bergerak menguat sebesar 0,12% di level 1.2175 dampak dari banyaknya investor yang mulai mencairkan aset-aset berdenominasi dollarnya untuk dialihkan ke Euro karena khawatir ada kejutan dari ECB.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Sanny Cicilia