Euro kian terseret The Greenback



JAKARTA. Rilis data ketenagakerjaan yang negatif tidak menghalangi langkah the greenback sebagai yang perkasa di percaturan mata uang dunia. Salah satu yang tertekan adalah euro.

Mengutip Bloomberg, Jumat (4/12) pasangan EUR/USD merosot 0,54% ke level 1,0881 dibanding hari sebelumnya. Sejalan, pairing AUD/USD pun tergelincir 0,03% di level 0,7339. Sedangkan pasangan USD/JPY terangkat 0,41% ke level 123,11.

Memang pada Jumat (4/12) rilis data ketenagakerjaan AS mengecewakan. Data tersebut antara lain, rata-rata pendapatan upah tenaga kerja AS November 2015 turun dari 0,4% ke level 0,2%, lalu tenaga kerja non pertanian juga terpuruk pertumbuhannya ke level 211 ribu dari sebelumnya 298 ribu.


Tidak hanya itu, neraca perdagangan AS November 2015 pun defisitnya membengkak dari US$ 42,5 miliar menjadi US$ 43,9 miliar. Yang sedikit melegakan hanya tingkat pengangguran bulanan yang bertahan di level 5,0%.

Yulia Safrina, Research and Analyst PT Monex Investindo Futures mengatakan pelemahan pasangan EUR/USD terjadi karena pernyataan yang disampaikan Gubernur European Central Bank (ECB) pada Sabtu (5/12) lalu. Dalam pernyataan tersebut, Mario Draghi menyampaikan masih lesunya ekonomi Eropa yang terlihat dari inflasi yang rendah.

“Ini menenggelamkan pamor euro yang sempat terangkat beberapa waktu lalu setelah pelonggaran moneter ECB tidak seburuk yang diharapkan pasar,” jelas Yulia.

Padahal kalau berkaca dari data ekonomi euro punya daya tahan. Ini setelah German Factory Orders November 2015 membaik dengan pertumbuhan 1,8% dibanding bulan sebelumnya 0,7%.

Di sisi lain, pernyataan Draghi justru menguntungkan bagi the greenback. “Pelaku pasar pun banyak yang beralih kembali ke safe haven USD,” ujar Yulia. Itu pula yang mengangkat USD meski data ekonominya mengecewakan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Yudho Winarto