Euro masih kurang menarik dibanding dollar AS



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pergerakan pasangan mata uang EUR/USD sepertinya belum bisa bergerak banyak. Berdasarkan data Bloomberg pada Selasa (23/4) pukul 19.50 WIB pasangan mata uang ini terkoreksi 0,18 di level 1,1237.

Analis Monex Investindo Futures Faisyal menilai pasar masih merespon sikap dovish European Central Bank (ECB) yang didukung oleh ekonomi Jerman dan Prancis yang melamban pekan lalu, sehingga EUR/USD menjadi melemah.

“Saat ini selisih yield obligasi Jerman dan Amerika Serikat (AS) melebar,” kata Faisyal kepada Kontan.co.id, Selasa (23/4). Katanya obligasi AS jangka panjang masih cukup menggiurkan.


Padahal, rilis data ekonomi AS jeblok. National Association of Realtors merilis data Existing Home Sales atau Kontrak Penjualan Rumah di AS yang dilaporkan jatuh 4,9% menjadi 5.210 juta pada bulan Maret 2019. 

Angka tersebut lebih rendah daripada data bulan sebelumnya yang juga direvisi turun menjadi 5.480 juta. Sementara ekspektasi di angka 5.310 juta pada data bulan Maret tersebut jelas lebih rendah.

Untuk pergerakan di pekan ini euro sepertinya masih akan terpuruk sebab pasar cenderung mengantisipasi pemilihan umum (pemilu) di Spanyol yang bila berjalan rusuh akan mengoreksi mata uang euro. “Data iklim bisnis Jerman pun perlu menjadi fokus pasar,” tutur Faisyal.

Faisyal mengamati secara teknikal EUR/USD pada indikator moving average (MA) 50, MA 100, dan MA 200 berada di bawah garis. Begitu pula dalam moving everage convergence divergence (MACD). Sementara relative strength index (RSI) dan stochastic sedang bergerak ke area bawah.

Makanya ia merekomendasikan sell on rally untuk EUR/USD dengan rentang pergerakan harga selanjutnya di level support antara 1,1180-1,1110. Sementara level resistance antara 1,1335-1,1430.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Herlina Kartika Dewi