JAKARTA. Euro kini harus mengakui keunggulan yen meski terbatas. Penyebab utamanya datang dari performa data ekonomi Eropa yang terus mengecewakan pasar. Mengutip Bloomberg, Senin (12/6) pukul 16.47 WIB pairing EUR/JPY yang menukik 0,14% di level 123,34 dibanding hari sebelumnya. Pelemahan EUR/JPY menurut Anthonius Edyson, Research and Analyst PT Astronacci International terjadi karena indeks CPI Eropa turun ke level 1,4% atau merupakan titik terlemah sepanjang tahun ini.
Selain juga beban bagi euro semakin besar setelah produksi industri Italia Mei 2017 melambat signifikan dari 0,4% menjadi minus 0,4%. “Euro masih berbalut katalis negatif maka sulit untuk membalikkan keadaan,” imbuh Anthonius. Apalagi di saat yang bersamaan yen masih disokong oleh data neraca berjalan Jepang Maret 2017 yang surplusnya mencapai 2,91 triliun yen atau jauh di atas bulan sebelumnya. Artinya ada perbaikan ekonomi di Jepang yang positif bagi pergerakan yen ke depannya. Selain juga yen diuntungkan oleh perannya sebagai safe haven di tengah ketidakpastian yang tinggi saat ini. Adapun ketidakpastian global yang menguntungkan yen antara lain ketegangan di Timur Tengah antara beberapa negara seperti Arab Saudi, Mesir dan Kuwait dengan Qatar hingga uji coba radal yang tetap berlangsung di Korea Utara.
Efeknya data ekonomi Jepang yang negatif seperti pemesanan pabrikan inti April 2017 turun dari 1,4% menjadi minus 3,1%, pemesanan peralatan mesin bulan yang sama menukik dari 34,7% menjadi 24,4% gagal menekan yen. Anthonius menebak pasangan EUR/JPY berpotensi melemah lagi. Ini dengan mempertimbangkan data angka tenaga kerja Perancis non sektor pertanian kuartal satu 2017 yang stagnan di level 0,3% atau sama dengan capaian kuartal satu 2016 lalu. Tidak hanya itu harga barang yang dijual manufaktur Jerman Mei 2017 pun melambat dari 0,3% menjadi 0,2%. “Selain juga tren pasangan ini masih bearish imbas dari keuntungan yen sebagai safe haven,” perkiraan Anthonius. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Yudho Winarto