Euro tersengat sinyal ekonomi Jerman



JAKARTA. Nilai tukar euro tersengat sentimen negatif indikator ekonomi. Alhasil, mata uang 18 negara di Benua Biru melemah versus sebagian besar mata uang utama dunia. Mengutip Bloomberg, Jumat (10/10), pasangan EUR/USD turun 0,50% menjadi 1,2628. Lalu, pairing EUR/JPY turun 0,65% menjadi 135,96. Namun, pasangan EUR/AUD masih naik 0,62% menjadi 1,4539.

Analis PT SoeGee Futures Alwy Assegaf menilai, pasangan EUR/USD loyo, karena sinyal pelemahan ekonomi Jerman. Neraca perdagangan bulan Agustus hanya surplus US$ 17,5 miliar, meleset dari prediksi senilai US$ 18,4 miliar. Lemahnya indikator Jerman menimbulkan kecemasan resesi di Zona Euro.

Apalagi, Presiden Bank Sentral Eropa (ECB) Mario Draghi menilai , pemulihan ekonomi Zona Eropa mulai kehilangan momentum. Draghi memberi sinyal penggelontoran stimulus, jika diperlukan. Di sisi lain, dollar AS menguat, setelah Wakil Ketua Bank Sentral AS (The Fed), Stanley Fischer menyebut, data ekonomi yang bagus memberi optimisme kenaikan suku bunga bisa dimulai pertengahan tahun 2015. Ini mengabaikan pernyataan pejabat The Fed sebelumnya yang tak ingin buru-buru mengerek suku bunga.


Ariston Tjendra, Head of Research and Analysis Division PT Monex Investindo Futures, bilang, meski sedang turun, tren pasangan EUR/JPY mendatar (sideways). Namun, pasar lebih merespons kekhawatiran Draghi terhadap kondisi ekonomi Eropa. "Jadi, meski petinggi Bank Sentral Jepang (BoJ) merisaukan pelemahan ekspor Jepang, tak sampai melemahkan yen," ungkapnya.

Sementara, Tonny Mariano, analis PT Harvest International Futures, menyebut, pasangan EUR/AUD naik, sebab pasar lebih merespons data kredit perumahan Australia bulan Agustus yang minus 0,9%. Angka ini meleset dari ekspektasi, yaitu tumbuh 0,2%. "Sejak April hingga Agustus lalu, pasangan EUR/AUD tertekan. Tren mulai berbalik arah sejak September," jelasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Barratut Taqiyyah Rafie