Euro tertekan stimulus ECB



JAKARTA. Euro melemah terhadap sejumlah mata uang utama dunia. Pernyataan Presiden Bank Sentral Eropa (ECB) mengenai kondisi ekonomi kawasan Eropa yang belum kondusif sehingga kebijakan moneter longgar masih akan dijalankan, membuat pesona euro meredup.

Pasangan EUR/USD, Rabu (26/6) pukul 16.00 WIB, melemah 0,14% menjadi 1,3058. Pairing EUR/JPY melemah 0,42% menjadi 127,38, dan pasangan EUR/AUD melemah 0,64% menjadi 1,40317.

Mario Draghi, pemimpin ECB mengatakan, ECB akan tetap menerapkan kebijakan moneter yang longgar dengan tetap menggelontorkan stimulus moneter. Langkah ini dilakukan agar perbaikan pasar keuangan dan pemulihan ekonomi zona Eropa bisa terus digenjot.


Draghi menyatakan akan terbuka untuk menggunakan semua instrumen yang memungkinkan untuk diadopsi guna menyelamatkan ekonomi Uni Eropa (UE). ECB pada Mei lalu memangkas suku bunga acuan ke rekor terendah yakni menjadi 0,5% setelah UE selama enam kuartal berturut-turut mengalami kontraksi ekonomi.

Zulfirman Basir, analis Monex Investindo Futures mengatakan, pernyataan Draghi tersebut telah mengurangi kekuatan euro, sehingga membuat pergerakan mata uang tersebut melandai. "Di saat bersamaan, euro juga mendapatkan tekanan dari berkepanjangannya krisis politik di Italia yang membuat pasar khawatir," kata dia.

Dari sisi global, tambah Zulfirman, euro juga mendapatkan tekanan dari krisis likuditas perbankan yang terjadi di China. Itu telah memicu peralihan investasi pasar ke jenis aset aman alias safe haven asset, termasuk salah satunya yen. Faktor ini pula yang telah menopang pergerakan yen, sehingga membuat pairing EUR/JPY tertekan.

Adapun untuk pasangan EUR/USD, Nizar Hilmy, analis Soegee Futures mengatakan, sejumlah data ekonomi penting di AS, termasuk salah satunya data penjualan rumah pada bulan Mei yang menembus level tertinggi sejak pertengahan 2008, menjadi sentimen positif bagi dollar AS. Ini telah meningkatkan ekspektasi pasar terhadap percepatan penghentian program stimulus moneter AS.

Akibat dollar AS sedang di atas angin ini membuat pasangan valuta asing EUR/USD relatif melemah. Nizar memperkirakan, tren pelemahan euro ini akan berlangsung agak lama. Karena, sampai saat ini tidak ada satu sentimen bagusĀ  yang bisa digunakan untuk menopang pergerakan euro.

Ibrahim, analis Divisi Development ICDX mengatakan, untuk pasangan EUR/AUD, euro juga mendapatkan tekanan dari aksi profit taking yang dilakukan oleh pasar pasca rilis data kepercayaan konsumen Jerman yang menunjukkan hasil positif. "Dampaknya euro menjadi tertekan," kata Ibrahim.

Sementara, dollar Australia alias aussie menguat setelah Perdana Menteri Australia, Julia Gillard kalah dalam pemilihan pemimpin Partai Buruh dari pesaingnya Kevin Rudd.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Rizki Caturini