Euro tertopang data ekonomi



JAKARTA. Kurs euro bergerak menguat setelah rilis beberapa data ekonomi kawasan Eropa. Tingkat pengangguran di Eropa bergerak stabil, indeks kepercayaan bisnis di Jerman yang naik menahan kurs euro.

Hingga Rabu (31/7) pukul 19.13 WIB, pasangan EUR/USD menguat 0,02% menjadi 1,3265 dibandingkan sehari sebelumnya. Pasangan EUR/AUD menguat 0,84% menjadi 1,4758, Tapi, pairing EUR/JPY melemah 0,06% menjadi 129,93.

Penjualan ritel Jerman turun 1,5% pada Juni dibandingkan bulan Mei. Sementara, jumlah pesanan pabrik, produksi industri dan ekspor turun pada bulan Mei. Namun, indeks kepercayaan bisnis Jerman meningkat pada bulan Juli dan kepercayaan konsumen diprediksi bakal melonjak ke level tertinggi pada bulan Agustus ini.


Daru Wibisono, analis Monex Investindo Futures bilang, pasangan EUR/USD menguat dengan dukungan data Eropa yang akomodatif. Misalnya, indeks konsumen Jerman yang naik ke angka 7 pada Agustus dari bulan sebelumnya di 6,8. "Indeks ini menunjukkan ekonomi di Eropa memang mengalami pemulihan," ujar Daru.

Sedangkan, dollar Amerika Serikat tampak melemah selama beberapa hari. Pasar menanti keputusan Federal Reserve untuk menurunkan stimulus moneternya. Bahkan, kata Daru, dollar AS turun sekitar 3% sejak level tinggi pada 9 Juni lalu.

Untuk pasangan EUR/AUD, Tonny Mariano, analis Harvest International Futures mengatakan, dari sisi dollar Australia masih melemah sejak Gubernur Bank sentral Australia (RBA) Glenn Stevens mengindikasikan kemungkinan pemangkasan suku bunga. "Para investor berspekulasi jika RBA akan memotong bunga acuan 25 basis poin pada pertemuan 6 Agustus nanti," ujarnya. Ini membuat euro menguat.

Meski demikian, euro masih belum lepas dari tekanan. Nizar Hilmy, analis SoeGee Futures, mengatakan pasar tengah menanti hasil rapat Bank Sentral Eropa (ECB) terkait kebijakan suku bunganya pada hari ini. "Jika ECB kembali mengurangi suku bunga, maka akan menekan mata uang Euro," tambahnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Wahyu T.Rahmawati