JAKARTA. Pelemahan dalam yang terjadi terhadap EUR beberapa waktu terakhir memberikan kesempatan pasar untuk melakukan aksi
bargain hunting. Efeknya, EUR kembali perkasa di hadapan mata uang dunia lainnya. Selain itu, rilis data ekonomi yang positif juga ikut menambah dorongan naik. Mengutip
Bloomberg, Selasa (17/3) pukul 17.25 WIB, pairing EUR/USD naik tajam 0,37% ke level 1,0607 dibanding hari sebelumnya. Pasangan EUR/AUD juga merangkak naik 0,15% di level 1,3850. Begitu juga pasangan EUR/JPY yang melesat 0,30% di level 128,60. Rilis data ekonomi Eropa Selasa (17/3) menunjukkan hasil positif. ZEW sentimen konsumen Maret 2015 naik menjadi 62,4 atau di atas prediksi 58,2 dan di atas bulan sebelumnya 52,7. Final Core CPI Eropa Februari 2015 naik 0,7% di atas prediksi dan bulan Januari 2015 yakni 0,6%. Sedangkan pertumbuhan tenaga kerja kuartal empat 2014 bertahan di level 0,1% atau sama dengan kuartal sebelumnya.
Alwy Assegaf, Analis PT SoeGee Futures mengungkapkan penguatan yang terjadi pada pasangan EUR/USD terjadi karena aksi bargain hunting. Selama ini EUR mengalami penurunan yang sangat dalam sehingga peluang rebound pun terbuka. “Ditambah lagi dengan intervensi dari Mario Draghi, Presiden European Central Bank pada Selasa (17/3),” kata Alwy. Dalam pernyataannya, Draghi menyampaikan bahwa pemulihan ekonomi Eropa akan segera terjadi setelah ECB menggelontorkan stimulus 1,1 triliun euro untuk waktu setahun mendatang. Selain itu rilis data ekonomi Eropa yang positif ikut mendorong EUR. Walaupun secara tren pasangan ini masih bearish. Penguatan yang terjadi tidak mengubah keadaan fundamental hanya bersifat teknikal. Dari sisi USD, rilis data ekonomi yang negatif pada Senin (16/3) cukup menekan index USD kembali tersungkur di bawah level 100 yang dicapai pada Jumat (13/3) pekan lalu. Sampai Selasa (17/3) pukul 14.20 WIB index USD berada di level 99,59. “Index USD sudah terlampau tinggi, sekarang koreksi selain karena data ekonomi yang buruk juga karena aksi profit taking,” jelas Alwy. Penguatan sementara EUR ini akan berlanjut pada Rabu (18/3). Bahkan menurut Alwy bisa bertahan hingga Kamis (19/3). Itu karena pasar masih melakukan aksi wait and see sembari menanti hasil FOMC. “Dugaan saya The Fed belum akan mencabut kata bersabar, sehingga ini akan mendorong koreksi USD,” papar Alwy. Pasalnya saat ini data ekonomi AS masih belum menunjukkan hasil mengesankan serta inflasi yang masih di bawah target. The Fed menargetkan inflasi 2% saat ini masih berada di level 1,6%. Menurut Sri Wahyudi, Senior Research and Analyst PT Fortis Asia Futures bahwa penguatan yang terjadi saat ini karena intervensi Mario Draghi lewat pernyataannya. Sehingga pergerakan pasangan ini mengarah pada konsolidasi dengan kecendrungan menguat. “counter dilakukan oleh ECB agar menjaga nilai EUR di pasar,” tambah Wahyudi. Selain itu, rilis data ekonomi Eropa yang positif juga menjadi pendorong untuk menguat. Sedangkan dari sisi aussie sendiri, pernyataan Reserve Bank of Australia (RBA) bahwa adanya kemungkinan untuk memangkas suku bunga kembali membuat pasar pesimis. “Ini menjadi sentimen penekan AUD,” kata Wahyudi. Penguatan ini secara fundamental akan berlanjut pada Rabu (18/3). Apalagi jika level psikologis harga di 1,3872 bisa ditembus. Maka peluang EUR/AUD untuk melanjutkan penguatan akan terbuka. Hanya saja kenaikan ini hanya dalam range yang terbatas. Hal yang sama pun berlaku pada pasangan EUR/JPY. Tonny Mariano, Analis PT Esandar Arthamas Berjangka menganalisis bahwa kenaikan yang terjadi karena pelemahan selama ini sudah terlalu dalam. “Penguatan didukung oleh aksi bargain hunting oleh pelaku pasar,” kata Tonny. Karena secara teori, EUR masih cukup negatif dan belum memiliki dorongan untuk naik. Kenaikan yang terjadi pun terbatas. Sedangkan dari sisi yen. Bank Of Japan (BOJ) mempertahankan kebijakan moneternya sebesar 80 triliun yen. Padahal dengan kemungkinan perlambatan inflasi yang bisa terjadi pada Jepang, dugaan analis dan pelaku pasar, Jepang harus menambah stimulus yang digelontorkan.
“Ketidaksesuaian keputusan dengan harapan pasar cukup membuat yen tertekan, sementara EUR tertolong data ekonomi yang positif,” papar Tonny. Padahal, secara fundamental, kedua mata uang ini sedang bergerak negatif dan tertekan. Karena dari sisi kebijakan moneter, keduanya sedang melakukan pelonggaran stimulus. Dugaan Tonny, Rabu (18/3), EUR/JPY akan melanjutkan penguatannya. “Harga sejak Februari 2015 sudah terpuruk terlalu dalam, maka sekarang terjadi
rebound technical,” tutup Tonny. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Yudho Winarto