KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Mencuatnya isu lama mengenai keterlibatan Rusia dalam kampanye presiden 2016 mengakibatkan dolar melemah. Di hadapan euro yang tertolong oleh pidato Gubernur European Central Bank baru-baru ini,
greenback terpukul. Mengutip pergerakan pasar spot, pasangan EUR/USD pada Jumat (17/11) ditutup menguat 0,17% dari hari sebelumnya ke level US$ 1,1790 per euro. Dalam sepekan, pasangan ini menguat 1,07 % dari level US$ 1,1665 per euro. Robert Mueller, kepala penyidik khusus kemungkinan kolusi tim sukses Trump telah mengirim subpoena alias surat panggilan atas segala dokumen yang berkaitan dengan pemenangan Trump.
Analis PT Global Kapital Investama Berjangka Alwi Assegaf melihat hal tersebut menjadi alasan utama mundurnya dollar dari penguatan yang telah terjadi dalam beberapa hari terakhir. "Isu politik keterlibatan Trump dengan Rusia kembali mencuat dan memukul dolar, tidak hanya terhadap euro tapi juga pada
safe haven yen dan mata uang Swiss," jelas Alwi saat dihubungi KONTAN, Jumat (17/11). Alwi menambahkan, ada juga tekanan dollar AS berasal dari lolosnya RUU Pajak oleh DPR Amerika Serikat pada Kamis lalu yang tidak menerima sambutan megah dari pasar. Pasalnya, sejumlah senat republikan tengah berusaha untuk mengajukan RUU versi mereka dan ditargetkan bakal lolos mendekati waktu Thanksgiving. Sedangkan pidato gubernur ECB Mario Draghi pada Frankfurt European Banking Congress yang diadakan Jumat (17/11) lalu tidak membicarakan kebijakan moneter terbaru apapun. "ECB masih nyaman dengan kebijkan longgarnya hingga setidaknya 2018. Apalagi dengan diperpanjangnya stimulus, maka kemungkinan ECB baru bisa menaikkan suku bunga di tahun 2019," jelas Alwi. Nampaknya strategi ekonomi tersebut sudah mulai disambut positif pasar sebagai langkah tegap dalam mengamankan ekonomi Eropa. Adapula penguatan euro juga didukung hasil pertemuan Reuters 2018 Global Investment Outlook Summit yang berakhir pada 17 November lalu menyatakan investasi di zona Euro tengah memasuki masa-masa yang menggembirakan. Mengutip pemberitaan
Reuters, Ekonomi zona euro telah tumbuh 2,5%
year on year di kuartal III-2017, dan dalam setahun euro telah mengungguli dolar hingga 13% dan menjadi major currency dengan performa terbaik tahun ini.
Namun secara teknikal, Alwi melihat adanya kecenderungan pasangan ini membentuk pola head and shoulder yang mengindikasikan tren jangka panjang bakal menurun. Soalnya, pelaku pasar akan menantikan December Hike Rate yang diyakini bakal dilakukan oleh The Fed AS. Potensi penurunan ini terlihat dari indikator
moving average (MA) 10 yang bergerak di rentang atas, namun tren menengah konsolidasi menuju
bullish. Indikator
moving average convergence divergence (MACD) bergerak ke area positif dari negatif. Indikator
relative strength index positif di level 57 dan Stochastic masuk wilayah
overbought 72. Rekomendasi EUR/USD:
Sell on strength Support: 1,1725 - 1,1675 - 1,1584
Resistance: 1,1879 - 1,1932 - 1,2000 Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Wahyu T.Rahmawati