KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Euro berhasil sedikit menguat hari ini setelah dalam empat sesi berturut-turut mengalami melemah. Mengutip Bloomberg, Kamis (19/10) per pukul 13.50 WIB pasangan EUR/USD melambung 0,2% ke level 1,1810. "Penguatan euro hari ini lebih kepada
technical rebound atau disebabkan oleh aksi
bargain hunting," ujar Alwi Assegaff, Analis Global Kapital Investama kepada KONTAN, hari ini. Memang, sudah beberapa hari mata uang euro melemah setelah banyak sentimen negatif, seperti salah satunya masalah politik di Spanyol. "Pasca referendum Catalunya, di mana Catalunya ingin berpisah dari Spanyol, euro jatuh cukup dalam dan terjadi kekhawatiran politik," jelas Alwi.
Pasalnya, pasar masih belum tahu pasti bagaimana kelanjutan dari referendum ini. Pemimpin Catalunya Carles Puigdemont memang menunda deklarasi kemerdekaan. Masalah ini bisa saja kembali mencuat tiba-tiba dan kembali memunculkan ketidakpastian politik. Selain itu, masalah politik yang juga terjadi di Jerman juga turut menenggelamkan euro. "Meski sudah mereda, namun hal ini juga sempat memberi tekanan bagi mata uang Eropa," tutur Alwi. Lanjut Alwi, katalis negatif bagi euro juga datang dari pernyataan Gubernur ECB Mario Draghi yang menyebut pengurangan stimulus akan tetap dilakukan tanpa menaikkan suku bunga acuan. "Hal ini kemudian direspon negatif oleh pasar sehingga euro semakin terpuruk," timpal Alwi. Di sisi lain, dollar AS sedang mendapatkan tenaga dari optimisme The Fed yang akan kembali menaikkan suku bunga acuan Desember mendatang. "Yield obligasi AS juga turut naik dan ini membuat pamor dollar AS semakin tinggi," kata Alwi. Tak hanya itu saja, dollar AS pun juga memperoleh sokongan karena isu pengganti Gubernur The Fed Janet Yellen disebut lebih
hawkish. "Presiden AS Donald Trump kelihatannya condong ke arah salah satu kandidat, John Taylor yang dikenal sebagai ahli moneter," ungkap Alwi. Adapun Taylor memiliki formula Fed Fund Rate yang menunjukan bahwa suku bunga acuan harus lebih tinggi dari 1,0% - 1,25% lagi. Pasar pun menilai ini sebagai hal yang positif.
Alwi bilang, secara jangka menengah, dollar AS masih lebih unggul daripada euro. Sebab, data-data ekonomi AS mendapat ekspetasi yang bagus dan juga optimistis soal kenaikan suku bunga acuan. "Tidak menutup kemungkinan, karena dari zona euro juga masih minim data," tandas Alwi. Secara teknikal, harga tertahan di
moving average (MA) 55 yang mengindikasi sinyal bearish dalam jangka menengah. Namun, MA10 menunjukan adanya peluang kenaikan. Sementara
relative strength index (RSI) dan
moving average convergence divergence (MACD) masing-masing berada di area negatif. Kemudian
stochastic juga cenderung bergerak
flat. Rekomendasi EUR/USD:
sell on strength Support: 1,1730 - 1,1670 - 1,1595
Resistance: 1,1880 - 1,1953 - 1,2032 Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Wahyu T.Rahmawati