KONTAN.CO.ID - JAKARTA. European Central Bank (ECB) nampaknya mulai menggelontorkan stimulus guna menyokong mata uang euro yang cenderung melemah sejak awal tahun ini. Untungnya, langkah ECB makin lancar setelah rilis data ekonomi Amerika Serikat (AS) yang amburadul. Pada penutupan perdagangan akhir pekan, Jumat (7/6) pasangan mata uang EUR/USD terpantau menguat sebesar 0,51% pada level 1,1334. Mata uang euro dalam pasangan EUR/USD pada awal perdagangan hari Jumat sempat bergerak
bearish yang
retreat dari puncak tinggi sejak 1-4 bulan lalu melawan dollar AS di tengah kondisi para investor yang berhati-hati jelang rilis data tenaga kerja AS dalam indeks NFP.
Namun, fundamental euro sedang pulih setelah Presiden ECB, Mario Draghi mengisyaratkan kenaikan suku bunga pada tahun 2020. Euro sempat melonjak hingga level tertinggi 1,1309 terhadap rival utamanya dollar AS pasca pengumuman mengenai arah kebijakan ECB. Akan tetapi, reli terhenti akibat pernyataan Presiden ECB, Mario Draghi dalam konferensi pers yang memberikan kesan kontradiktif dengan pengumuman tersebut. Sementara itu, dollar AS terguling 0,47% ke kisaran level 96,60 dalam penutupan perdagangan hari Jumat (7/6) yang merupakan level terendah sejak tanggal 26 Maret lalu, setelah rilis laporan ketenagakerjaan AS menunjukkan angka
Non-farm Payrolls (NFP) terendah dalam tiga bulan terakhir. Analis PT Rifan Financindo Berjangka Puja Purbaya Sakti mengatakan
the greenback juga terpantau melemah terhadap semua mata uang mayor rivalnya, karena laporan NFP kali ini meningkatkan probabilitas pemangkasan suku bunga The Fed secara dramatis. US Bureau of Labor Statistics (BLS) melaporkan bahwa tingkat pengangguran AS tetap 3,6% pada bulan Mei 2019. Namun,
Non-farm Payrolls hanya mencatat angka 75.000 dalam periode yang sama, jauh lebih rendah dibandingkan ekspektasi yang dipatok pada 185.000. Data NFP bulan April juga direvisi turun dari 263.000 menjadi 224.000 saja. Tak hanya itu, laju pertumbuhan gaji pun melamban. Rilis data
Average Hourly Earnings hanya meningkat 0,2% pada bulan Mei, lebih rendah dibandingkan ekspektasi yang sebesar 0,3%. Hal itu mengakibatkan perlambatan laju rata-rata kenaikan pendapatan per-jam tahunan dari 3,2% menjadi 3,1%. “Padahal, pertumbuhan gaji merupakan salah satu komponen utama yang mendorong perbaikan laju inflasi dan
outlook ekonomi,” kata Sakti kepada Kontan.co.id, Minggu (9/6). Sakti bilang dengan rilis data ekonomi AS yang jauh di bawah ekspektasi ini akan memberikan sentimen negatif bagi dollar AS sehingga akan memberikan dorongan bagi euro untuk bisa terus lanjutkan gain terhadap rival utamanya dollar AS pada perdagangan berikutnya. Sementara itu, belakangan perhatian pasar tertuju pada rencana The Fed yang bakal memangkas suku bunga acuan yang saat ini masih di level 2,25%-2,5%. Meski demikian, ECB memutuskan untuk tidak mengagendakan pemangkasan suku bunga lagi ke dalam arahan kebijakannya. Kata Sakti hal ini membuka kemungkinan akan menyempitnya selisih suku bunga antara dollar AS dan euro, karena The Fed justru disinyalir bakal memangkas suku bunga dalam waktu dekat. Berita itu spontan melonjakkan pasangan EUR/USD ke level tertingginya sejak pertengahan April. Namun, Sakti menganggap penurunan euro relatif terbatas untuk sementara ini, karena Draghi hanya akan menjabat sebagai pimpinan ECB hingga tanggal 31 Oktober 2019. Oleh karenanya, bahasan mengenai arah kebijakan ECB selanjutnya mungkin akan terkait pula dengan siapa calon penggantinya kelak.
Secara teknikal, Sakti mengamati di mana indikator
moving average exponential (EMA) melebar dengan arah kurs naik. Kemudian pada
vortex indicator (VI) dengan kondisi red over blue yang melebar dimana arah kurs berpotensi koreksi. Selanjutnya pada indikator
true strengh indicator (TSI) berada di area 8 yang menunjukkan kurs mulai naik. “Secara umum EUR/USD masih berpotensi untuk lanjutkan
gain pada perdagangan selanjutnya,” tutur Sakti. Untuk itu ia merekomendasikan
trading untuk pasangan EUR/USD besok adalah
buy selama harga di atas 1,1355 dengan level
support antara 1,1272, 1,1212, dan 1,1114. Sementara level
resistance antara 1,1370, 1,1408, dan 1,1506. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Herlina Kartika Dewi