JAKARTA. Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) membentuk satuan tugas (satgas) yang bertugas mengevakuasi warna negara Indonesia (WNI) yang berada di Mesir. Pembentukan satgas ini sebagai respon kian memanasnya suhu politik dan memburuknya keamanan di negara tepian sungai Nil tersebut. Langkah SBY ini setelah berkomunikasi dengan Duta Besar Indonesia untuk Mesir A.M. Fachir tadi pagi. Dalam percakapan itu, SBY mengatakan, situasi di sana tidak membaik. "Bahkan memburuk," katanya, Senin (31/1).SBY menjelaskan, tugas satgas ini akan memberikan pengamanan, penyelamatan dan bantuan logistik bagi WNI yang ada di Mesir. Selain itu, satgas ini akan mengevakuasi WNI dari Mesir kembali ke tanah air.SBY menunjuk mantan Menteri luar Negeri Hasan Wirajuda selaku ketua Satgas Evakuasi Udara. Sebagai wakilnya ditunjuk, Wakil KSAU Marsekal Madya Sukirno.Satgas Evakuasi Udara ini terdiri dari berbagai elemen seperti Kementerian Luar Negeri, Kementerian Hukum dan HAM, Kementerian Kesehatan."Unsur-unsur militer dan TNI akan terus kami libatkan, bukan hanya TNI nya tapi juga seluruhnya agar evakuasi udara bisa dilaksanakan," paparnya.Rencananya proses evakuasi udara ini menggunakan pesawat angkut udara dari tanah air baik dari Garuda Indonesia maupun non Garuda Indonesia. Direktur Diplomasi Publik Kementerian Luar Negeri Kusuma Habir menambahkan KBRI di Kairo terus memonitoring situasi dan kondisi WNI di Mesir. Menurutnya, pemerintah telah memfasilitasi kebutuhan logistik dengan membentuk jaringan komunikasi dengan 20 pusat masyarakat atau mahasiswa yang berpusat pada tiga titik yakni di KBRI, Sekolah Indonesia, dan Kantor Pelayanan Konsuler.Jumlah WNI yang berada di Mesir sebanyak 6.149 orang. Rinciannya, terdiri dari 4.297 mahasiswa, 1.002 lainnya adalah TKI dan selebihnya WNI yang berdomisili di Mesir termasuk staf KBRI dan keluarga. "Wisatawan Indonesia di Mesir sekarang berjumlah delapan orang. KBRI telah memfasilitasi 370 wisatawan lainnya kembali ke Indonesia sesuai jadwal," paparnya.Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Evakuasi WNI dari Mesir, pemerintah bentuk satuan tugas
JAKARTA. Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) membentuk satuan tugas (satgas) yang bertugas mengevakuasi warna negara Indonesia (WNI) yang berada di Mesir. Pembentukan satgas ini sebagai respon kian memanasnya suhu politik dan memburuknya keamanan di negara tepian sungai Nil tersebut. Langkah SBY ini setelah berkomunikasi dengan Duta Besar Indonesia untuk Mesir A.M. Fachir tadi pagi. Dalam percakapan itu, SBY mengatakan, situasi di sana tidak membaik. "Bahkan memburuk," katanya, Senin (31/1).SBY menjelaskan, tugas satgas ini akan memberikan pengamanan, penyelamatan dan bantuan logistik bagi WNI yang ada di Mesir. Selain itu, satgas ini akan mengevakuasi WNI dari Mesir kembali ke tanah air.SBY menunjuk mantan Menteri luar Negeri Hasan Wirajuda selaku ketua Satgas Evakuasi Udara. Sebagai wakilnya ditunjuk, Wakil KSAU Marsekal Madya Sukirno.Satgas Evakuasi Udara ini terdiri dari berbagai elemen seperti Kementerian Luar Negeri, Kementerian Hukum dan HAM, Kementerian Kesehatan."Unsur-unsur militer dan TNI akan terus kami libatkan, bukan hanya TNI nya tapi juga seluruhnya agar evakuasi udara bisa dilaksanakan," paparnya.Rencananya proses evakuasi udara ini menggunakan pesawat angkut udara dari tanah air baik dari Garuda Indonesia maupun non Garuda Indonesia. Direktur Diplomasi Publik Kementerian Luar Negeri Kusuma Habir menambahkan KBRI di Kairo terus memonitoring situasi dan kondisi WNI di Mesir. Menurutnya, pemerintah telah memfasilitasi kebutuhan logistik dengan membentuk jaringan komunikasi dengan 20 pusat masyarakat atau mahasiswa yang berpusat pada tiga titik yakni di KBRI, Sekolah Indonesia, dan Kantor Pelayanan Konsuler.Jumlah WNI yang berada di Mesir sebanyak 6.149 orang. Rinciannya, terdiri dari 4.297 mahasiswa, 1.002 lainnya adalah TKI dan selebihnya WNI yang berdomisili di Mesir termasuk staf KBRI dan keluarga. "Wisatawan Indonesia di Mesir sekarang berjumlah delapan orang. KBRI telah memfasilitasi 370 wisatawan lainnya kembali ke Indonesia sesuai jadwal," paparnya.Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News