Everton, Brighton, Arsenal: Klub Liga Primer dengan Pinjaman Pemegang Saham Terbesar



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pinjaman pemegang saham adalah skema pendanaan di mana pemilik klub sepak bola memberikan suntikan dana tanpa harus mengonversinya menjadi ekuitas.

Artinya, klub dapat menerima modal tambahan dari pemegang saham tanpa pemilik harus melepaskan kendali mereka atas klub tersebut. Biasanya, pinjaman ini bersifat jangka panjang dan sering kali bebas bunga, yang menjadikannya mekanisme yang disukai oleh banyak klub Liga Premier.

Mengutip the Athletic, pada musim 2022-2023, empat belas dari dua puluh klub Liga Premier tercatat memiliki pinjaman pemegang saham dalam laporan keuangan mereka.


Manchester City, salah satu klub terbesar di liga, berhasil memenangkan argumen hukum bahwa pinjaman pemegang saham harus diatur sama dengan transaksi komersial lainnya. Hal ini mengubah aturan terkait transaksi pihak terkait (APT) di Liga Premier dan membuka jalan bagi perubahan besar dalam struktur keuangan klub.

Baca Juga: Bintang FC Barcelona Lamine Yamal Pecahkan Rekor Bursa Transfer

Mengapa Klub Lebih Memilih Pinjaman Pemegang Saham?

Ada beberapa alasan mengapa klub lebih memilih pinjaman pemegang saham sebagai mekanisme pendanaan:

  1. Kemudahan Pengembalian Dana: Melalui pinjaman, pemilik klub dapat dengan mudah mendapatkan kembali uang yang mereka pinjamkan, berbeda dengan investasi ekuitas yang sulit untuk diklaim kembali kecuali melalui dividen.
  2. Efisiensi Pajak: Biaya bunga pada pinjaman dapat dikurangkan dari pajak, yang secara efektif mengurangi beban pajak klub. Sebaliknya, pembayaran dividen tidak dapat diperlakukan sebagai pengurangan pajak.
  3. Kecepatan Pengambilan Keputusan: Pinjaman adalah cara cepat bagi klub untuk menutupi kekurangan arus kas tanpa harus melalui proses rumit penerbitan saham.
Liga Premier sebelumnya mengecualikan pinjaman pemegang saham dari aturan APT dengan alasan untuk “mendorong investasi” dalam klub. Namun, keputusan pengadilan baru-baru ini menyatakan bahwa aturan tersebut diskriminatif, dan sekarang liga harus mengubah peraturannya.

Dampak Perubahan Aturan APT Terhadap Pinjaman Pemegang Saham

Dengan perubahan aturan APT, setiap pinjaman dari pemilik kepada klub harus mencerminkan nilai pasar wajar (FMV). Artinya, klub harus membayar suku bunga yang sebanding dengan suku bunga komersial untuk pinjaman tersebut.

Langkah ini akan menyelaraskan aturan Liga Premier dengan peraturan Financial Fair Play (FFP) UEFA, yang juga menerapkan FMV pada pinjaman pemegang saham.

Baca Juga: Erick Thohir Salaman dengan Kevin Diks, Resmi Gabung Timnas Indonesia?

Klub dengan Pinjaman Pemegang Saham Terbesar

Berikut adalah tiga klub dengan pinjaman pemegang saham terbesar di musim 2022-2023:

  1. Everton: Klub ini memiliki pinjaman sebesar £451 juta, yang sebagian besar dipinjamkan oleh pemilik klub, Farhad Moshiri. Pinjaman ini diharapkan akan dihapuskan saat pengambilalihan oleh The Friedkin Group selesai.
  2. Brighton & Hove Albion: Klub ini memiliki utang sebesar £373 juta kepada pemilik mereka, Tony Bloom. Pinjaman ini bebas bunga, dan sebagian dari utang tersebut telah dilunasi selama musim 2022-2023.
  3. Arsenal: Klub ini memiliki pinjaman sebesar £259 juta dari Kroenke Sports & Entertainment, perusahaan induk mereka. Suku bunga pinjaman ini belum diungkapkan secara rinci, namun Arsenal telah membayar bunga sebesar £4,3 juta untuk total utang mereka.

Implikasi Jangka Panjang

Keputusan untuk memasukkan pinjaman pemegang saham ke dalam aturan APT Liga Premier memiliki implikasi yang luas. Salah satu pertanyaan utama adalah apakah penilaian ulang akan berlaku secara retrospektif atau hanya berlaku untuk masa mendatang.

Beberapa klub, seperti Everton dan Brighton, bisa menghadapi peningkatan biaya bunga yang signifikan jika penilaian ulang diberlakukan secara retrospektif.

Baca Juga: Lazio dan Atletico Didenda karena Perilaku Rasis Fans

Jika FMV diterapkan pada pinjaman sebelumnya, klub seperti Everton yang menikmati pinjaman bebas bunga mungkin harus menambahkan jutaan pound ke dalam perhitungan Profit and Sustainability Rules (PSR) mereka. Contohnya, Everton mungkin perlu menambahkan £12 juta per tahun hanya untuk menutupi suku bunga yang belum mereka bayarkan.

Sementara itu, klub-klub lain seperti Tottenham Hotspur yang memiliki pinjaman dengan suku bunga tetap mungkin tidak terlalu terpengaruh. Dalam laporan keuangan terbaru mereka, Tottenham melaporkan bahwa 90% dari total utang mereka sebesar £851 juta memiliki suku bunga tetap rata-rata 2,79%, yang lebih rendah dari suku bunga komersial saat ini.

Editor: Handoyo .