Ewindo resmikan bank genetik sayuran pertama di Indonesia



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT East West Seed Indonesia (Ewindo) meresmikan operasional bank genetik atau bank plasma nutfah sayuran pertama di Indonesia pada hari Jumat (24/8). Bank genetik tanaman hortikultura khususnya sayuran ini berada di Komplek Pusat Inovasi Agro Teknologi (PIA) Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta.

Managing Director Ewindo Glenn Pardede mengklaim, bank genetik khusus sayuran ini merupakan yang pertama di Indonesia. Bank genetik sayuran ini dibangun melalui skema public private partnership sebagai hadiah ulang tahun ke-73 Indonesia.

"Selain untuk konservasi, diharapkan fasilitas ini dapat dikembangkan untuk kepentingan pertanian yang lebih luas dan membantu petani dan juga peneliti dalam menemukan benih unggul,” ujar Glenn dalam siaran pers.


Rektur UGM Panut Mulyono mengatakan, suatu kebanggaan bagi UGM dapat berkolaborasi dengan Ewindo untuk mendirikan bank genetik sayuran, bertepatan dengan HUT Kemerdekaan RI. "Ini menjadi bukti komitmen kami untuk melestarikan sumber daya genetik sayuran untuk kepentingan bangsa, baik itu konservasi dan riset penelitian," katanya.

Panut mengatakan Bank Plasma Nutfah ini memanfaatkan bangunan PIAT yang sudah ada, yang dialihfungsikan menjadi seed storage (8x12m2), termasuk fasilitas untuk admin dan web; laboratorium untuk uji benih (3x6m2), serta pendirian 3 unit Screen House baru berukuran masing-masing 15x18m2.

Bank Plasma Nutfah ini telah memiliki koleksi SDG tanaman sayuran berupa cabai sebanyak 62 aksesi, tomat 12 aksesi, terong 16 aksesi, kacang panjang 30 aksesi, mentimun 25 aksesi, melon dan mentimun suri 27 aksesi, buncis 21 aksesi, serta jagung manis dan pulut 9 aksesi. Sumber plasma nutfah tersebut diantaranya adalah sumbangan dari koleksi yang dimiliki oleh Ewindo. Banyak aksesi sayuran lokal yang masih dalam taraf ‘refresh’ dan perbanyakan di lahan Ewindo yang menunggu kesiapan untuk ditransfer ke Bank Genetik ini. Ke depannya Ewindo bekerja sama dengan UGM akan berupaya membawa kembali SDG tanaman sayuran yang ada di luar negeri untuk kembali ke Indonesia.

Seperti diketahui, Indonesia adalah salah satu negara di dunia yang kaya dengan sumber plasma nutfah. Indonesia terdiri lebih dari 17.000 pulau dan terletak di antara dua benua dan dua samudera membentuk keanekaragaman ekosistem sekurang-kurangnya 42 ekosistem daratan alami dan lima ekosistem lautan. Hal itu memungkinkan Indonesia memiliki plasma nutfah yang sangat tinggi keanekaragamannya. Ironisnya, petani dan peneliti di Indonesia masih mengalami berbagai hambatan dalam pengembangan varietas unggulan karena terbatasnya akses dan fasilitas penyimpanan plasma nutfah.

Bank Plasma Nutfah ini hadir memberikan solusi untuk pelestarian kekayaan SDG tersebut sekaligus mendorong tumbuhnya inovasi dan penemuan varietas-varietas unggul baru tanaman hortikultura. Diharapkan fasilitas ini dapat mengakselerasi kemajuan industri hortikultura nasional khususnya dalam penemuan varietas-varietas unggul baru sehingga produk hortikultura Indonesia dapat lebih bersaing di dunia internasional.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Sanny Cicilia