KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pedagang kripto atau exchanger menyambut positif terbentuknya bursa kripto. Hal tersebut dinilai akan memberikan rasa aman dan nyaman, baik untuk nasabah maupun exchanger. Sekretaris Asosasi Perdagangan Aset Kripto Indonesia (Aspakrindo) Robby mengatakan, dengan hadirnya tiga lembaga baru bisa melahirkan produk-produk baru. Selain itu juga bisa membentuk pengawasan dalam perdagangan. Dengan demikian, harapannya volume transaksi dapat bertumbuh dengan produk-produk baru. Terlebih, tren transaksi kripto dalam tren menurun sejak 2021.
Baca Juga: Bappebti Resmikan Bursa Kripto Sebelum Diserahkan OJK di 2025 Dijelaskan, nilai transaksi 2021 sebesar Rp 859 triliun. Kemudian pada 2022 turun menjadi Rp 306 triliun dan di 2023 sampai dengan Juni kembali turun dan baru Rp 66,44 triliun. Lainnya dalah mencegah adanya pedagang liar sehingga memberikan rasa nyaman terhadap para exchanger. "Buat kami akan merasa terlindungi dan nilai investasi yang kami taruh di negeri ini ada manfaatnya untuk kami," ujarnya, Jumat (28/7). Beriringan, untuk nasabah adalah jaminan dana yang aman lantaran sebelum ada bursa kripto dana nasabah dipegang oleh exchanger. Setelah terbentuk bursa kripto maka dana nasabah akan berada di kliring atau kustodi. "Jadi, jika ada exchanger yang tutup maka dana nasabah akan tetap aman," sambungnya.