JAKARTA. Baru saja melego aset menara untuk membayar utang, PT XL Axiata Tbk (EXCL) kembali berencana melakukan aksi serupa. EXCL mengkaji penjualan menara telekomunikasi tahap dua, pada tahun depan. "Mungkin dijual sekitar 4.500 unit menara. Kami ingin menjual menara secukupnya," ungkap Direktur Utama EXCL, Hasnul Suhaimi, pada Rabu (28/10). Namun, dia belum menjelaskan secara mendetail mengenai rencana penjualan itu, termasuk soal harga dan calon pembeli. Belum lama ini, EXCL menjual 3.500 menara kepada PT Solusi Tunas Pratama Tbk (SUPR). Nilai transaksinya sekitar Rp 1,6 miliar per unit atau senilai total Rp 5,6 triliun. Jika mengacu ke harga tersebut, maka potensi dana yang bakal dihimpun EXCL dengan menjual 4.500 unit menara mencapai Rp 7,2 triliun. EXCL akan menjual menara sesuai dengan kebutuhan pendanaan perusahaan. Manajemen akan mengkaji tujuan pendanaan dari hasil penjualan menara itu serta dampaknya bagi perusahaan. Pasalnya, operator telekomunikasi milik investor asal Malaysia ini harus menyewa lagi menara yang telah dijualnya.
EXCL berniat melego lagi 4.500 menara
JAKARTA. Baru saja melego aset menara untuk membayar utang, PT XL Axiata Tbk (EXCL) kembali berencana melakukan aksi serupa. EXCL mengkaji penjualan menara telekomunikasi tahap dua, pada tahun depan. "Mungkin dijual sekitar 4.500 unit menara. Kami ingin menjual menara secukupnya," ungkap Direktur Utama EXCL, Hasnul Suhaimi, pada Rabu (28/10). Namun, dia belum menjelaskan secara mendetail mengenai rencana penjualan itu, termasuk soal harga dan calon pembeli. Belum lama ini, EXCL menjual 3.500 menara kepada PT Solusi Tunas Pratama Tbk (SUPR). Nilai transaksinya sekitar Rp 1,6 miliar per unit atau senilai total Rp 5,6 triliun. Jika mengacu ke harga tersebut, maka potensi dana yang bakal dihimpun EXCL dengan menjual 4.500 unit menara mencapai Rp 7,2 triliun. EXCL akan menjual menara sesuai dengan kebutuhan pendanaan perusahaan. Manajemen akan mengkaji tujuan pendanaan dari hasil penjualan menara itu serta dampaknya bagi perusahaan. Pasalnya, operator telekomunikasi milik investor asal Malaysia ini harus menyewa lagi menara yang telah dijualnya.