JAKARTA. Kinerja PT X Axiata Tbk (EXCL) sepanjang tiga bulan pertama tahun ini cukup bagus. EXCL akhirnya mencetak laba bersih sekitar Rp 169,23 miliar. Pada periode yang sama tahun lalu, emiten telekomunikasi ini mencetak kerugian Rp 758,07 miliar. Pendapatan bersih EXCL naik tipis 2,37% menjadi Rp 5,61 triliun. EBITDA juga masih naik 16,8%. Adrianus Bias Prasuryo, Analis Samuel Sekuritas, mengatakan, kinerja perseroan sudah sesuai dengan ekspektasi analis. Adrianus menilai, peningkatan kinerja EXCL masih bisa berlanjut sampai akhir tahun ini.
Rencana EXCL menurunkan beban bunga akan dituntaskan pada akhir Semester I ini. Sehingga, pada semester II, kinerja bisa lebih baik. "Kami memperkirakan, akan ada perbaikan kinerja yang lebih baik pada semester II setelah ada penurunan utang," kata Adrianus kepada KONTAN, Selasa (26/5). Jonathan Koh, Analis UOB Kay Hian Securities, dalam riset 22 April 2016 mengatakan, trafik data EXCL meroket 94,5% dan pertumbuhan data mencapai 23,2%. Pendapatan dari voice meningkat 7,3%. EXCL juga fokus di mobile internet dan 4G LTE. "Sehingga, margin EXCL masih berada dalam tren meningkat," ujar Jonathan. Langkah XL melakukan dua aksi korporasi sekaligus pada tahun ini diprediksi bakal mengilapkan kinerja. Belum lama ini, EXCL melepas 2.500 menara telekomunikasi ke PT Profesional Telekomunikasi Indonesia (Protelindo), anak usaha PT Sarana Menara Nusantara Tbk (TOWR). Nilai transaksi ini mencapai 3,56 triliun. EXCL dan Protelindo juga menandatangani Perjanjian Induk Sewa Menara. Nantinya, EXCL akan menyewa kembali 2.432 menara dari Protelindo untuk jangka waktu 10 tahun. Dana dari penjualan menara akan digunakan untuk melunasi sebagian utang dan memperbaiki struktur permodalan EXCL. Adrianus mengatakan, valuasi transaksi ini relatif terdiskon. Harga jual menara EXCL hanya mentranslasikan 9 kali EV/EBITDA atau diskon 30% terhadap rata-rata valuasi sektor tower yang sekitar 12,4 kali. Untungnya tarif
lease back rate cukup kompetitif bagi EXCL. Dengan aksi korporasi itu, EXCL memenuhi satu katalis positifnya di 2016 yakni proses
deleveraging. Menurut Adrianus, dengan transaksi ini, posisi
net-debt per EBITDA EXCL akan turun dari 3 kali di tahun 2015 menjadi 2,3 kali usai menjual menara. EXCL juga akan menggelar
rights issue untuk membayar utang. Usai
rights issue, Adrianus memprediksi net debt per EBITDA EXCL akan turun lagi menjadi 1,6 kali. Jonathan memperkirakan, pendapatan EXCL masih akan meningkat menjadi Rp 25,58 triliun tahun ini dibandingkan dengan tahun lalu Rp 22,87 triliun.
Lalu pada akhir tahun ini, laba bersih EXCL diramal bisa mencapai Rp 668 miliar. Adrianus memperkirakan, pendapatan EXCL tahun ini Rp 24,74 triliun dengan laba bersih Rp 1,3 triliun. Aditya Srinath, Analis JP Morgan mengatakan, salah satu hal positif yang akan mendorong kinerja EXCL adalah adanya peningkatan pelanggan. Ia memberi
rating overweight untuk EXCL dengan target harga Rp 4.460 per saham. Lalu, Jonathan dan Aditya memberi rekomendasi
buy bagi EXCL dengan target harga masing-masing Rp 4.500 per saham dan Rp 4.600 per saham. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Barratut Taqiyyah Rafie