KONTAN.CO.ID - YOGYAKARTA. PT XL Axiata Tbk (
EXCL) mengimplementasikan teknologi kecerdasan buatan (AI) dalam berbagai aspek operasional perusahaan. Pengembangan inovasi ini memiliki nilai investasi hingga Rp 15 miliar. Direktur & Chief Enterprise Business and Corporate Affairs Officer XL Axiata Yessie D. Yosetya mengatakan, penggunaan AI di XL Axiata tidak hanya untuk mengikuti tren, melainkan menjadi strategi dalam transformasi untuk memperbaiki kinerja perseroan. Perseroan bahkan sudah menggunakan AI sejak tahun 2020. “Dari tahun 2020 itu banyak perangkat dan
compute power yang kami gunakan. Dengan sejumlah kasus-kasus di lapangan, perangkat dan compute power yang dampaknya kurang bagus, kami eliminasi,” ujarnya dalam acara Media Gathering XL di Sleman, Yogyakarta, Rabu (23/10).
President Director dan CEO EXCL Dian Siswarini mengatakan, nilai yang diinvestasikan perseroan di sistem IT sekitar Rp 10 miliar–Rp 15 miliar.
Baca Juga: Begini Update Terbaru Merger EXCL Dengan FREN Namun, investasi terbesar diakui untuk menyiapkan
manpower. Sebab, penggunaan inovasi ini pun membuat EXCL menyiapkan pelatihan untuk seluruh karyawan. “Tidak hanya bagian teknisi atau marketing saja, tetapi semua karyawan harus ikut
training. Semuanya harus pakai AI, karena itu untuk mempermudah pekerjaannya,” ujarnya dalam kesempatan yang sama. Kata Yessie, melalui teknologi AI, EXCL akan fokus transformasi pada tiga segmen utama, yaitu segmen operasional, segmen pelayanan pelanggan, dan segmen pengembangan bisnis. “Kami memandang AI sebagai teknologi yang memiliki peran penting dalam mendukung efektivitas dan efisiensi kegiatan operasional kami, termasuk dalam mewujudkan pengalaman pelanggan yang lebih baik,” ungkapnya.
Baca Juga: XL Axiata (EXCL) Ungkap Strategi Hadapi Tantangan Industri Telekomunikasi di 2025 Dari segmen operasional, tujuan implementasi AI adalah untuk meningkatkan efisiensi. Misalnya, pada sisi jaringan, AI berperan dalam pemeliharaan jaringan yang prediktif, manajemen lalu lintas
real-time, dan perencanaan jaringan otonom. Hal ini memungkinkan XL Axiata untuk meningkatkan keandalan layanan dan mengurangi waktu henti (
down time). Sebelum menggunakan AI, XL Axiata selalu menghadapi persoalan penggunaan daya yang berlebihan. Tak hanya itu, EXCL juga menghadapi tantangan dalam perencanaan dan
upgrade menara. Setelah menggunakan AI, konsumsi energi atau listrik bisa dikurangi, jejak karbon menurun,
return on investment (ROI) pembangunan menara meningkat, kualitas layanan naik, serta
net promoter score (NPS) naik 5-6 pts. “Penerapan AI memungkinkan otomatisasi berbagai proses seperti penjualan, layanan, dan
onboarding pelanggan, mengurangi biaya dan meningkatkan efisiensi operasional,” ungkapnya. Dari segmen pelayanan pelanggan, tujuan implementasi AI yaitu memberikan pengalaman pelanggan yang lebih personal.
Baca Juga: XL Axiata (EXCL) Dorong Inovasi AI, Fokus Transformasi di 3 Segmen Ini Menurut Yessie, EXCL memanfaatkan AI untuk meningkatkan pengalaman pelanggan yang dipersonalisasi. Solusi berbasis AI memungkinkan XL Axiata untuk memberikan dukungan pelanggan yang dipersonalisasi dan instan, meningkatkan kepuasan dan loyalitas pelanggan. Sebagai gambaran, dengan AI, rata-rata waktu penanganan keluhan pelanggan bisa berkurang hingga 50%. “Lalu, resolusi panggilan pertama meningkat 60%,
net promoter score naik 4-5pts, dan tingkat curn berkurang hingga 5%,” tuturnya.
Dari segmen pengembangan bisnis, tujuan implementasi AI yaitu membuka peluang bisnis baru. Yessi memaparkan, XL Axiata memanfaatkan AI untuk mengekstraksi
insight dari data yang besar. Hal ini diharapkan bisa membantu membuka peluang sumber pendapatan baru, seperti menawarkan solusi berbasis AI kepada mitra eksternal dan industri. “Sehingga, bisa mengubah EXCL menjadi perusahaan yang digerakkan oleh teknologi,” paparnya. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Wahyu T.Rahmawati