JAKARTA. Nilai tukar rupiah yang semakin melemah membuat PT XL Axiata Tbk (EXCL) berusaha mengamankan utang dalam denominasi dollar Amerika Serikat (AS) . Emiten halo-halo ini pun merestrukturisasi utangnya sebesar US$ 220 juta. Restrukturisasi tersebut dilakukan dalam dua rangkaian. Pertama, mengubah pinjaman dollar menjadi rupiah senilai US$ 180 juta. Pinjaman tersebut diperoleh dari Bank Tokyo-Mitsubishi UFJ Ltd (BTMU). Kedua, EXCL mempercepat pelunasan pinjaman senilai US$ 50 juta. Pinjaman itu diperoleh dari United Overseas Bank Limited (UOB).
Sekadar informasi, EXCL tercatat memiliki utang jangka panjang sebesar US$ 432 juta kepada BTMU. Kemudian, utang jangka panjang kepada UOB benilai US$ 200 juta. "Untuk memperkuat posisi keuangan perusahaan, kami meningkatkan kinerja pengelolaan neraca keuangan melalui perubahan pinjaman ke mata uang rupiah serta melakukan percepatan pelunasan pinjaman dollar. Ini merupakan bagian dari rangkaian inisiatif perusahaan untuk secara produktif mengurangi beban kurs," ujar Direktur Utama EXCL Dian Siswarini, dalam keterbukaan informasi, Kamis, (1/10). Sebelumnya, EXCL telah mempercepat pelunasan pinjaman senilai US$ 100 juta dari UOB. Maka total jenderal, EXCL telah merestrukturisasi utangnya sebesar US$ 320 juta. Sampai akhir Juni, EXCL menanggung utang dollar sebesar US$ 1,55 miliar. Dari jumlah ini, sebanyak 62% tidak dilindung nilai.