JAKARTA. Berupaya memperbaiki kinerja, PT XL Axiata Tbk (EXCL) terus memangkas utang. Salah satu cara, EXCL akan menggelar penambahan modal dengan hak memesan efek terlebih dahulu (HMETD) atau
rights issue. EXCL berencana melepas maksimal 2,75 miliar saham dengan nilai nominal Rp 100 per saham. "EXCL akan menggunakan seluruh dana penawaran umum untuk pembayaran kembali atas utang kepada pemegang saham dalam denominasi dollar Amerika Serikat, yang saat ini ada sebesar US$ 500 juta," ungkap manajemen EXCL dalam keterbukaan informasi, Senin (1/2).
Dengan kurs Rp 13.700 per dollar AS, nilai utang tersebut mencapai Rp 6,85 triliun. Artinya, harga minimal saham rights issue EXCL setidaknya Rp 2.491 per saham. Harga rata-rata saham EXCL dalam tiga bulan terakhir adalah Rp 3.603 per saham. Sedangkan harga saham EXCL kemarin ditutup pada angka Rp 3.740 per saham. Kepemilikan pemegang saham yang tidak melaksanakan HMETD akan terdilusi 8,2%. "Pemegang saham pengendali EXCL yakni Axiata Investment Sdn Bhd berencana melaksanakan haknya sesuai porsi bagian kepemilikan dalam HMETD," ungkap EXCL. EXCL berencana menggelar Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) pada 10 Maret 2016 untuk meminta persetujuan pemegang saham atas rights issue. Sedangkan perkiraan tanggal pernyataan efektif dari OJK baru awal Mei 2016. Parningotan Julio, Kepala Riset Millenium Danatama Sekuritas mengatakan, seharusnya investor membeli penawaran ini. "Segi bisnis cukup kuat. Penjualan layanan data masih bagus," kata Julio.
Penjualan EXCL diperkirakan tidak akan jauh berbeda dari tahun lalu, sehingga rasio utang menjadi penentu perbaikan laporan keuangan EXCL tahun ini. "Ini menjadi sentimen positif untuk pendapatan yang masih rugi dalam laporan keuangan," papar Julio. Sedangkan Satrio Utomo, Kepala Riset Universal Broker Indonesia melihat, kinerja EXCL kurang bagus. "Untuk memperbaiki kinerja, terus terang saya masih kurang yakin, persaingan telekomunikasi juga ketat," ujar Satrio. Berdasarkan laporan keuangan 2015, pendapatan EXCL turun dari Rp 23,46 triliun menjadi Rp 22,88 triliun. EXCL masih mencetak rugi bersih Rp 25,34 miliar akibat kerugian selisih kurs yang mencapai Rp 2,54 triliun, melonjak ketimbang rugi kurs 2014 sebesar Rp 992 miliar. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Barratut Taqiyyah Rafie