JAKARTA. Per Desember 2015 lalu, PT XL Axiata Tbk (EXCL) berhasil menurunkan jumlah utang sebesar 9% menjadi Rp 26,9 triliun. Tahun ini EXCL menargetkan utangnya turun 44% hingga tersisa Rp 15 triliun. Rencana ini akan dilakukan dengan menambah dana segar dari menjual menara dan penerbitan saham baru (rights issue). Dari menjual menara, EXCL menargetkan pendapatan senilai Rp 4 triliun. Sementara rights issue digunakan untuk membayar utangnya kepada pemegang saham yang mencapai US$ 500 juta. Presiden Direktur & CEO XL, Dian Siswarini, mengungkapkan jika hasilnya lebih dari kebutuhan pelunasan utang, dananya akan digunakan untuk investasi lain. Direktur & Chief Finance Officer XL, Mohamed Adlan bin Tajudin menambahkan, pihaknya menargetkan rasio utang dengan earnings before interest, tax, depreciation and amortization (EBITDA) di akhir tahun dapat turun di bawah 2.0. "Rasio utang terhadap EDIBTA pada akhir Desember lalu mencapai 2.8," ujarnya, Selasa (2/2). Ia pun menambahkan kas internal juga akan turut membantu pelunasan utang, dana yang disiapkan lebih dari Rp 1 triliun. Terkait sisa penerbitan sukuk ijarah Rp 3,5 triliun, Adlan mengatakan akan menahannya dahulu. "Hanya kalau butuh kita keluarkan," katanya. Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
EXCL targetkan penurunan utang hingga 44%
JAKARTA. Per Desember 2015 lalu, PT XL Axiata Tbk (EXCL) berhasil menurunkan jumlah utang sebesar 9% menjadi Rp 26,9 triliun. Tahun ini EXCL menargetkan utangnya turun 44% hingga tersisa Rp 15 triliun. Rencana ini akan dilakukan dengan menambah dana segar dari menjual menara dan penerbitan saham baru (rights issue). Dari menjual menara, EXCL menargetkan pendapatan senilai Rp 4 triliun. Sementara rights issue digunakan untuk membayar utangnya kepada pemegang saham yang mencapai US$ 500 juta. Presiden Direktur & CEO XL, Dian Siswarini, mengungkapkan jika hasilnya lebih dari kebutuhan pelunasan utang, dananya akan digunakan untuk investasi lain. Direktur & Chief Finance Officer XL, Mohamed Adlan bin Tajudin menambahkan, pihaknya menargetkan rasio utang dengan earnings before interest, tax, depreciation and amortization (EBITDA) di akhir tahun dapat turun di bawah 2.0. "Rasio utang terhadap EDIBTA pada akhir Desember lalu mencapai 2.8," ujarnya, Selasa (2/2). Ia pun menambahkan kas internal juga akan turut membantu pelunasan utang, dana yang disiapkan lebih dari Rp 1 triliun. Terkait sisa penerbitan sukuk ijarah Rp 3,5 triliun, Adlan mengatakan akan menahannya dahulu. "Hanya kalau butuh kita keluarkan," katanya. Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News