EXCL terbitkan sukuk Rp 2,18 triliun



JAKARTA. Perusahaan telekomunikasi PT XL Axiata Tbk (EXCL) menawarkan Sukuk Ijarah Tahap II senilai Rp 2,18 triliun. Angka penerbitan ini lebih rendah ketimbang target awal Rp 3,5 triliun.

Penawaran ini merupakan bagian dari program penawaran umum berkelanjutan (PUB) sukuk senilai Rp 5 triliun. EXCL menerbitkan suku ijarah tahap I pada 2015 dengan total nilai Rp 1,5 triliun.

EXCL akan menggunakan dana hasil penerbitan sukuk ini untuk pembiayaan kembali (refinancing) dan memperpanjang pinjaman EXCL yang berdenominasi rupiah.


Berdasarkan keterbukaan informasi di Bursa Efek Indonesia (BEI), EXCL akan menggunakan Rp 375 miliar dana sukuk untuk pelunasan sebagian atau seluruh jumlah pokok pinjaman dari Bank Mandiri. Per 28 Februari 2017, utang EXCL ke Bank Mandiri mencapai Rp 1,62 triliun dan akan jatuh tempo 24 April 2017.

EXCL juga akan menggunakan sebanyak-banyaknya Rp 1,8 triliun dana sukuk untuk pelunasan sebagian atau seluruh jumlah pokok pinjaman ke BCA. Per Februari, utang EXCL ke BCA sebesar Rp 1,8 triliun dan jatuh tempo 15 Juni 2017. EXCL akan menggunakan sisa dana Rp 5 miliar untuk modal kerja, yakni untuk membayar biaya sewa menara telekomunikasi.

Rasio utang bersih EXCL terhadap EBITDA akan berada di bawah 2 kali. "Setelah ini, performa kami akan lebih baik lagi," terang Direktur Keuangan EXCL Mohamed Adlan kepada KONTAN, Jumat (7/4).

EXCL menerbitkan sukuk ijarah yang terdiri dari lima seri. CIMB Securities Indonesia, DBS Vickers Securities Indonesia, Indo Premier Securities, Mandiri Sekuritas dan Maybank Kim Eng Securities akan bertindak sebagai penjamin emisi penerbitan sukuk ini.

EXCL menjadwalkan bisa melakukan penawaran umum sukuk pada 21-25 April mendatang. "Rencana penawaran sukuk memanfaatkan kondisi suku bunga yang rendah saat ini," imbuh Adlan.

Selain merestrukturisasi waktu jatuh tempo utang, EXCL juga melunasi utang-utang dari duit hasil penerbitan saham baru serta penjualan menara. EXCL menggunakan dana hasil penawaran umum terbatas II untuk pembayaran kembali atas seluruh utang kepada pemegang saham utama, sebesar US$ 500 juta.

Ini adalah utang untuk mendanai akuisisi AXIS di 2014 lalu. "Jika beban utang kami berkurang, kami bisa lebih gesit," tambah Adlan.

EXCL mengantongi Rp 3,56 triliun dari hasil penjualan sebanyak 2.500 menara telekomunikasi ke PT Profesional Telekomunikasi Indonesia (Protelindo), anak usaha PT Sarana menara Nusantara Tbk (TOWR), beberapa waktu lalu.

Analis Indo Premier Securities Chandra Pasaribu menyatakan, EXCL memiliki kebutuhan untuk menerbitkan utang sebagai pendukung kerja tahun ini. Menurutnya, aksi penerbitan sukuk tersebut menjadi hal yang wajar dilakukan EXCL. Mengingat aksi itu untuk membangun struktur keuangan emiten yang kuat.

Selain itu, dia menyatakan beban akibat pembelian AXIS sudah berkurang setelah rights issue dan penjualan menara. "Axis sebenarnya memberatkan, tapi masalahnya sudah selesai lewat dua aksi itu," ujar Chandra kepada KONTAN, Jumat (7/4).

Chandra menambahkan, EXCL juga memiliki upaya untuk memperbaiki kualitas jaringan. Ini bisa menjadi katalis positif bagi peningkatan kinerja 2017. Meskipun belum secepat Telkomsel, EXCL sedang tahap mengejar.

Menurut dia, investor tengah menunggu hasil kinerja EXCL kuartal I-2017 dalam membangun jaringan. "Kalau hasilnya sesuai dengan ekspektasi dan target, maka sudah baik," imbuh Chandra. Dia merekomendasikan buy EXCL dengan target harga Rp 3.510.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Barratut Taqiyyah Rafie