Eximbank bidik laba 2017 tumbuh 15%



JAKARTA. Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia (Eximbank) optimistis dengan potensi bisnis di tahun ini. Dus, laba Eximbank tahun ini diyakini bisa tumbuh dua digit.

Pelaksana Tugas Ketua Dewan Direktur Indonesia Eximbank Susiwijono Moegiarso memproyeksikan, pertumbuhan laba lebih dari 15% ketimbang tahun 2016. Berdasarkan data Otoritas Jasa Keuangan (OJK), per akhir 2016 Eximbank mengantongi laba bersih Rp 1,6 triliun. Angka itu naik tipis dari realisasi laba tahun 2015 yang sebesar Rp 1,5 triliun.

Dengan proyeksi pertumbuhan laba sekitar 15%, laba Eximbank tahun ini bisa lebih dari Rp 1,8 triliun. Upaya menggenjot laba ini didasarkan pada peningkatan kinerja Eximbank. Dari sisi pembiayaan misalnya, lembaga ini menargetkan Rp 102,6 triliun. Per akhir 2016, outstanding pembiayaan Indonesia Eximbank Rp 88,5 triliun.


Susiwijono bilang, salah satu upaya menggenjot kinerja dilakukan dengan mendorong debitur mengakses pasar yang selama ini belum digarap. Pasalnya, ekonomi sejumlah negara utama tujuan ekspor memang belum stabil. "Namun sejumlah kawasan lain seperti Afrika dan Amerika Selatan potensinya masih cukup besar," kata dia.

Eximbank rencananya juga akan menggenjot kinerja non pembiayaan seperti penjaminan dan asuransi. Di tahun lalu, jumlah outstanding penjaminan Eximbank sebesar Rp 8,13 triliun. Sementara, asuransi yang ditanggung mencapai Rp 9,43 triliun.

Tahun ini, Susiwijono yakin, kedua bisnis ini akan kembali meningkat. Untuk penjaminan dan asuransi, kinerja tahun ini masing-masing diharapkan mencapai Rp 9 triliun dan Rp 10 triliun.

Selain itu, Eximbank akan menggenjot sejumlah penugasan khusus yang diberikan pemerintah. Misalnya untuk program Natioal Interest Account (NIA). Dalam program ini, lembaga tersebut memberikan pembiayaan untuk mendukung ekspor dari perusahaan pelat merah.

Perusahaan BUMN tersebut sebenarnya punya potensi bisnis lumayan dalam ekspor. Namun dinilai berisiko oleh lembaga keuangan komersial lain sehingga sulit mendapatkan pendanaan.

Tahun lalu, Susiwijono mengatakan, pihaknya sudah memberi pembiayaan kepada PT INKA untuk ekspor gerbong kereta ke Bangladesh. Sedangkan di tahun ini, ada delapan perusahaan yang rencananya akan dikucuri pembiayaan. "Selain INKA ada pula PT Dirgantara Indonesia, PT Pindad dan beberapa yang lain," ujar dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Dupla Kartini