Eximbank perbesar pembiayaan syariah



JAKARTA. Bisnis pembiayaan  ekspor impor dengan skema syariah mulai populer. Meski kontribusinya belum signifikan,  potensi bisnis pembiayaan jenis ini diyakini dapat tumbuh pesat. Lembaga Pembiayaan Ekpor Impor (LPEI) menargetkan, pembiayaan yang berasal dari lini syariah  sepanjang tahun ini meningkat sebanyak 60%.

Kenaikan portofolio pembiayaan syariah ini sejalan meningkatnya minat debitur. Eximbank mencatat, kontribusi pembiayaan syariah di tahun 2012 naik dua kali lipat, dari Rp 1,5 triliun pada tahun 2011 menjadi Rp 3 triliun. Tahun ini, manajemen memprediksi pembiayaan syariah bisa menembus hingga Rp 5 triliun.

Basuki Setyajid, Direktur Keuangan Eximbank mengklaim pihaknya merupakan satu-satunya perusahaan yang memberikan pembiayaan ekspor berdasarkan syariah. Sedangkan bank syariah belum tertarik masuk ke ceruk ini karena lebih banyak bermain di pembiayaan sektor konsumer. "Permintaannya cukup tinggi dari pelaku usaha sektor perkebunan seperti kelapa sawit dan industri perkapalan," kata Basuki.


Menurut dia, pendorong tingginya permintaan pembiayaan syariah adalah bunga atau margin lebih murah. "Bunga" yang diberikan Eximbank bisa selisih 1% dari bunga bank konvensional. Sayang, Basuki tidak mau menyebut besaran bunga yang dipatok Eximbank saat ini.

Di sisi pemasukan unit syariah, Eximbank mencatat pendapatan bunga dan bagi hasil pada tahun 2012 tumbuh 26% menjadi Rp 2,1 triliun, dari Rp 1,6 triliun.

Ke depan, perusahaan akan fokus pada pembiayaan di sektor usaha kecil menengah (UKM) untuk pembiayaan  dengan akad syariah. "Debitur yang kami biayai kelas UKM dengan plafon mencapai Rp 50 miliar dengan penjualan mencapai Rp 200 miliar - Rp 300 miliar," kata I Made Gde Erata, Direktur Utama Eximbank. Sampai Februari lalu, total jumlah debitur UKM  Eximbank mencapai 1.000 debitur.

Selain itu, Eximbank juga membatalkan rencana menerbitkan obligasi di luar negeri. Manajemen lebih memilih strategi pendanaan dengan mencari pinjaman ke perbankan asing.

Eximbank baru saja mendapat pinjaman sindikasi dengan bunga single digit. "Pinjaman dari 13 bank itu senilai US$ 500 juta. Ada tiga bank yang telah bookbuilding dari total 13 bank peminat. Mereka dari Singapura dan Taiwan," terang Basuki. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Roy Franedya