Exploitasi Energi Indonesia (CNKO) Terus Gali Ceruk Pasar Domestik



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Exploitasi Energi Indonesia Tbk (CNKO) terus memacu penjualan batubara ke PLN dan memperluas penetrasi pasar domestik. 

Hal ini dilakukan untuk meningkatkan kinerja setelah pihaknya mendivestasi anak usahanya PT Dwi Guna Laksana Tbk (DWGL) kepada Hawthorn-Capital Investment Pte. Ltd pada 2019. Dengan lepasnya DWGL, dampak yang dirasakan oleh CNKO adalah turunya pendapatan karena  jumlah klien yang saat ini ditangani CNKO hanya tersisa 6 klien saja. 

Melansir materi paparan publik tahun buku 2018, jumlah klien yang dilayani CNKO sebanyak 16 klien, namun pada 2019 dan 2020 jumlah kliennya susut menjadi 6 klien. 


Sekretaris Perusahaan Exploitasi Energi Indonesia, Wim Andrian mengatakan, jumlah kontrak yang berkurang bukan karena expired contract, melainkan pada 2019 pihaknya melepas kepemilikan saham Dwi Guna Laksana. 

Baca Juga: Exploitasi Energi Indonesia (CNKO) Melirik Potensi Bisnis EBT

"Jika melihat kilas balik ke 2018, dari 16 kontrak itu ada 5 kontrak atas nama CNKO dan 11 kontrak Dwi Guna Laksana. Saat terjadi divestasi di level pemegang saham, tentu itu kita musti lepas," jelasnya dalam paparan publik di Jakarta, Selasa (11/1). 

Alhasil, pendapatan CNKO turun cukup signifikan pada 2019 dibandingkan 2018. Melansir materi paparan publik, pendapatan usaha Exploitas Energi Indonesia turun 52,2% yoy dari sebelumnya Rp 2,55 triliun menjadi Rp 1,22 triliun di 2019. 

"Namun karena komitmen kami dengan PLN, kami mendapatkan kontrak tambahan. Jumlah kontrak kita dari 2000 sampai pertengahan 2021 sebanyak 1,2 juta ton per tahun. Sekarang kami sudah memperoleh perpanjangan kontrak walaupun belum secara resmi menjadi 2 juta ton per tahun," ujarnya.  

 
CNKO Chart by TradingView

Wim mengatakan, di awal tahun 2022 ketika terjadi shortage pasokan batubara, PLN sangat bergantung pada pemain yang khusus memasok batubara ke dalam negeri, termasuk CNKO yang hanya bermain di pasar domestik saja. 

Ke depannya, Wim optimistis, meskipun sempat kehilangan kontrak di 2019, pihaknya tetap melihat peluang yang cerah pada pasar domestik dan sudah melirik pasar ekspor untuk mengembangkan bisnis di masa yang akan datang. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Handoyo .