KONTAN.CO.ID -JAKARTA. PT Express Transindo Utama Tbk (TAXI) memutuskan tidak membagikan dividen karena mendulang rugi pada tahun buku 2018 dalam acara Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) yang berlangsung di Mercure Hotel, Jakarta Kota, Senin (8/7). Perusahaan yang melantai di Bursa Efek Indonesia (BEI) sejak 2012 ini mencatat kerugian sebesar Rp 830,7 miliar atau Rp 389,81 per saham pada tahun buku 2018. Berkat aktivitas armada yang masih berlangsung, perseroan membukukan pendapatan sebesar Rp 241,7 miliar, walau merosot 20,69% dari angka Rp 304,7 miliar pada 2017. Megawati Affan selaku Direktur TAXI menjelaskan kerugian dikarenakan persaingan menghadapi perusahaan penyedia angkutan berbasis aplikasi.
"Komitmen kami tahun ini adalah menjual semua jaminan obligasi untuk dikembalikan kepada pemegang obligasi setiap tiga bulan. Hal ini merupakan bentuk jaminan kepada pemegang obligasi. Di konversi tahap II kami mencicil Rp 600 miliar, sehingga pada akhir 2020, jumlah obligasi tersebut akan dikonversi ke saham," tutur Megawati, Senin (8/7). Sebagai informasi, pada RUPS Mei 2019 lalu, pemegang saham TAXI merestui rencana private placement senilai Rp 10 miliar saham baru atau senilai Rp 100 per saham. Private placement tersebut mengubah sebagian utang Obligasi I Express Transindo Utama Tahun 2014 menjadi saham Express Transindo. Konversi tahap I sebesar Rp 400 miliar atau Rp 4 miliar saham sudah disetujui pada Februari 2019. "Tinggal eksekusinya saja, kami sudah dapat persetujuan melakukan restrukturisasi," lanjut Megawati. Sementara konversi tahap II sebesar Rp 600 miliar atau Rp 6 miliar saham berupa perubahan sisa Obligasi I Express Transindo Utama Tahun 2014 menjadi Obligasi Konversi, dapat ditukar dengan jumlah maksimal Rp 6 miliar saham. Kepemilikan saham dari pemegang saham eksisting nantinya akan terkena dilusi minimal sebesar 65,09% apabila konversi tahap pertama selesai dilakukan dan pihak Express Transindo Utama bisa melunasi seluruh pokok OK senilai Rp 600 miliar.