ExxonMobil akan terus kelola dua blok di Aceh



JAKARTA. Bila harga yang ditawarkan calon pembeli tak cocok, ExxonMobil Oil Indonesia akan tetap mengelola dua blok gas yang dioperasikannya di Aceh, yakni Blok B dan North Sumatera Offshore (NSO).

Erwin Maryoto, Vice President Public and Government Affairs ExxonMobil Oil Indonesia mengungkapkan, saat ini, perusahaannya masih melakukan proses evaluasi penawaran dari para calon investor. "Para penawar itu ada yang perusahaan besar, ada juga perusahaan daerah," tegas Erwin.

Erwin tidak menyanggah informasi bahwa Medco menjadi salah satu penawar kedua blok itu. Jika Medco tidak bisa memberikan harga yang diinginkan ExxonMobil, kedua blok itu bisa saja jatuh ke tangan yang lain.


"Ini masih penawaran, tawaran yang terbaik ya pasti dapat. Kalau Medco kasih penawaran baik pasti mereka dapat," ungkapnya, kepada KONTAN, Rabu (25/5).

Sayang, Erwin tidak mau membocorkan harga yang diinginkan ExxonMobil, berikut harga penawaran yang diajukan Medco.

Yang jelas, Medco memang punya kepentingan cukup besar atas dua blok tersebut. Dengan membeli Blok B dan North Sumatera Offshore (NSO), Medco akan lebih mudah menyatukan fasilitas produksi dengan Blok A milik perusahaan yang didirikan oleh Arifin Panigoro itu .

Menurut Erwin, keinginan Medco itu wajar. Pasalnya, setiap perusahaan migas selalu melihat efesiensi dan menghindari risiko jika ingin berinvestasi migas. "Yang penting buat kami, jika terjual, kedua blok itu bisa dikembangkan terus," ujar dia.

Direktur Utama Medco Energi Lukman Mahfoedz, sebelumnya, mengatakan kedua blok yang dijual ExxonMobil itu berada di Blok Arun.

Kebetulan, saat ini, Medco juga tengah mengembangkan Blok A yang juga berada di Arun. "Yang pasti, kami ingin menguasai seluruh blok di Arun," kata dia.

Hanya saja, melihat perkembangan terakhir atas penawaran harga yang telah diberikan, Lukman pesimistis ExxonMobil akan mengabulkan penawaran harga yang diajukan oleh Medco." Harga yang kami tawarkan tidak sesuai dengan yang diinginkan ExxonMobil," katanya

Erwin memastikan, bila semua harga penawaran yang diajukan oleh investor tak cocok, ExxonMobil akan tetap mengelola kedua blok tersebut hingga habis masa kontrak berakhir 2018 mendatang.

"Kami jual karena kontraknya mau habis dan produksinya sudah tidak bisa maksimal," kata

ExxonMobil telah mengelola kedua blok tersebut lebih dari 40 tahun. Saat ini, produksi gas yang dihasilkan tinggal 300 juta kubik per hari (MMscfd).

Sekadar mengingatkan, Pada Agustus 2011 lalu, ExxonMobil menjual saham-saham yang dimilikinya pada tiga anak usahanya yang mengelola blok gas di Aceh. Ketiga anak perusahaan itu adalah Mobil Exploration Indonesia Inc., ExxonMobil Oil Indonesia Inc., dan Mobil LNG Indonesia Inc. n

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: