NEW YORK. Facebook mengungkap kabar mengejutkan. Situs jejaring sosial yang dilahirkan Mark Zuckerberg ini mengaku menjadi sasaran peretas bulan lalu. Dalam serangan yang dinilai canggih tersebut, Facebook memastikan tidak ada data pengguna yang dicuri. Situs jejaring sosial asal AS ini menjelaskan, serangan terjadi saat pekerjanya berkunjung ke sebuah situs pengembang bergerak yang telah diretas.
Facebook dalam pernyataannya mengatakan bahwa mereka bukan satu-satunya perusahaan yang mengalami serangan semacam tersebut. “Bulan lalu, keamanan Facebook menemukan bahwa sistem kami menjadi sasaran serangan canggih,'' ungkap perusahaan yang bermarkas di California tersebut. Virus jenis
malware kemudian terunduh di komputer jinjing mereka. “Secara cepat kami menyadari kehadiran
malware, semua mesin yang terinfeksi langsung diperbaiki,” lanjut Facebook. Perusahaan ini sudah memberi tahu penegak hukum. Meski diretas bulan lalu, penyidikan masih berlangsung hingga hari ini.
Lebih dari satu miliar orang di dunia memakai Facebook sehingga timbul kekhawatiran apakah data mereka ikut dicuri. "Kami tidak menemukan bukti bahwa data pengguna Facebook dicuri dalam serangan ini,'' tegas Facebook. Belum lama, tepatnya awal bulan ini, Twitter mengumumkan bahwa mereka mengalami serangan yang menyebabkan 250.000 data penggunanya termasuk kata sandi, nama, surat elektronik dan data lainnya dicuri oleh peretas. Para hacker ini diduga bukan orang amatiran. Selain jejaring sosial, situs media seperti The New York Times, Washington Post dan Wall Street Journal juga diretas. China dituding berada di belakang aksi ini meskipun Beijing langsung membantah berita itu dengan keras.
Editor: