Facebook Pay dikabarkan akan meluncur di Indonesia November 2020



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Tiga perusahaan fintech asal Indonesia akan bekerjasama dengan Facebook Inc untuk merilis pembayaran mobile. Seorang pejabat di regulator keuangan seperti dikutip Reuters menjelaskan, rencana tersebut akan menelurkan Facebook Pay. 

Sumber yang sama menyebut, perusahaan jaringan media sosial ini akan meluncurkan layanan pembayaran di Indonesia pada November 2020. Platform ini akan mempermudah pengguna WhatsApp dan Instagram untuk melakukan pembayaran tanpa keluar dari aplikasi. 

Kepala Departemen Kebijakan Sistem Pembayaran BI,  Filianingsih Hendarta seperti dikutip Reuters menjelaskan, ada tiga perusahaan lokal telah mendekati mereka tentang  regulasi dan meminta persetujuan sementara untuk kemitraan pembayaran dengan Facebook. 


Baca Juga: Selain akuisisi start up, Gojek juga beli saham perusahaan transportasi

Filianingsih mengatakan, tiga operator e-wallet tersebut adalah GoPay perusahaan ride hailing Gojek Indonesia. Kedua, fintech startup OVO, yang dimiliki oleh konglomerat Indonesia Lippo Group dan perusahaan ride hailing berbasis di Singapura, Grab. Dan ketiga adalah LinkAja. 

"Sejauh ini belum ada yang mengajukan aplikasi formal. Beberapa dari mereka baru datang untuk berdiskusi saat rapat konsultasi dengan BI (Bank Indonesia)," kata Filianingsih. 

Rencana ekspansi Facebook di Indonesia sudah digodok sejak Agustus 2019.  Seorang juru bicara Facebook mengatakan, perusahaan ini berusaha untuk membawa bisnis pembayaran digital ke banyak negara. Facebook berharap dari pembayaran digital akan membuka peluang bagi bisnis untuk tumbuh.

“Kami sedang melakukan pembicaraan dengan mitra di Indonesia, namun diskusi sedang berlangsung dan kami tidak memiliki hal lain untuk dibagikan pada tahap ini,” tambahnya.

Baca Juga: Facebook meluncurkan aplikasi gaming baru untuk saingi Twitch dan Youtube

OVO dan Gojek menolak berkomentar. LinkAja tidak segera tersedia untuk dikomentari. Indonesia menjadi salah satu pasar terbesar di dunia untuk Facebook dan WhatsApp, dengan lebih dari 100 juta pengguna.

"Pembicaraan dapat mengarah pada kemitraan strategis, kolaborasi, atau investasi," kata seseorang yang mengetahui masalah ini. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Avanty Nurdiana