Fahmi Bintang dapat order ekspor dinding panel dari Yaman



KONTAN.CO.ID -  JAKARTA. Pemerintah terus berupaya mendorong industri nasional menggenjot ekspor untuk menekan defisit neraca perdagangan. Salah satunya dengan memfasilitasi usaha kecil dan menengah (UKM) bertemu calon pembeli di luar negeri lewat program Coaching Program for New Exporters (CPNE) yang digagas Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia (LPEI) atau Indonesia Eximbank.

Sebanyak 44 UKM binaan LPEI yang menjadi peserta dari program CPNE ini juga berkesempatan mengikuti agenda Trade Expo Indonesia (TEI) 2018 yang diselenggarakan pada 24-28 Oktober 2018 lalu. Dalam ajang pameran ini, UKM bisa menjaring calon pembeli yang berasal dari berbagai negera seperti Malaysia, Arab Saudi, Afghanistan, Tiongkok, dan Jepang.

PT Fahmi Bintang Andalas Bersaudara, merupakan UKM binaan LPEI berhasil menandatangani nota kesepahaman ekspor dengan Arabia Intiqaa Trading SDN BHD asal Yaman senilai US$ 50.000 atau Rp 760,85 juta. Nota kesepahaman tersebut menyepakati bahwa Fahmi Bintang akan memproduksi dan mengekspor material bangunan, yaitu boss panel dari Indonesia ke Malaysia dan Mesir dengan jangka waktu lima tahun ke depan.


Boss panel merupakan dinding panel ringan komposit yang diperkuat dengan fibercement sebagai kulit luar dan lapisan inti yang terdiri dari EPS dan beton agregat. Boss panel dikenal lebih ringan 65% dibandingkan batubata konvensional dan memiliki kelebihan antigempa serta lebih ramah lingkungan. Adapun kerjasama ini akan berjalan mulai Desember 2018, sedangkan kontrak penjualan akan diperjelas dan mulai beroperasi dalam dua bulan mendatang.

Direktur PT Fahmi Bintang Andalas Bersaudara, Farid Fahmi mengaku, sangat terbantu setelah menjadi mitra binaan LPEI. Setelah mengikuti CPNE, usaha yang dilakukan perusahaan semakin berkembang menjadi lebih baik lagi. "Dengan adanya LPEI, saya bisa bertemu teman-teman UKM lainnya yang menambah semangat saya untuk mengembangkan produk ekspor yang lebih bermutu lagi," kata Farid dalam keterangan resminya, Jumat (2/3).

Direktur Eksekutif LPEI Sinthya Roesly mengatakan, pihaknya berkomitmen mendukung UKM bisa memasarkan produknya ke mancanegara. Lewat program CPNE, LPEI melakukan pendampingan, pelatihan packaging, membuat desain yang baik, hingga pemasarannya. “Ini sudah kami lakukan sejak 2015," ungkapnya.

Dalam upaya memajukan ekspor nasional, LPEI bersinergi dengan Kementerian Perdagangan yang salah satunya dengan penylenggaraan TEI 2018. Melalui ajang pameran, seminar, dan diskusi ini, LPEI akan terus berupaya meningkatkan perannya dalam menjalankan mandat yang diberikan pemerintah untuk meningkatkan daya saing melalui pembiayaan ekspor nasional.

Adapun selama lima hari penyelenggaraan TEI 2018, transaksi yang diperoleh mencapai US$ 8,45 miliar atau setara Rp 126,77 triliun. “Nilai ini meningkat lima kali lipat dari target yang telah ditetapkan sebelumnya oleh pemerintah,” ungkap Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita.

Nilai transaksi TEI 2018 terdiri dari transaksi investasi sebesar US$5,55 miliar, transaksi pariwisata sebesar US$ 170,5 juta, dan transaksi produk dengan total US$ 2,73 miliar.  Perincianya, transaksi produk barang dan jasa masing-masing sebesar US$1,42 miliar dan US$1,31 miliar. Transaksi produk barang berasal dari transaksi nota kesepahaman misi pembelian produk sebesar US$811 juta, transaksi langsung saat pameran US$ 470,65 juta, misi dagang lokal US$ 85,6 juta, business matching US$ 51,29 juta, serta pameran kuliner dan pangan nusantara US$ 680.000.

Pada acara TEI tahun ini, tercatat jumlah pengunjung sebanyak 28.155 orang dari 132 negara. Jumlah ini meningkat sebesar 1,6% dibandingkan tahun lalu yang sebanyak 27.711 orang dari 117 negara. Dari jumlah tersebut, pengunjung mancanegara mencapai 5.183 orang dengan jumlah terbanyak berasal dari Malaysia (371 pengunjung), Arab Saudi (312 pengunjung), Afghanistan (276 pengunjung), Tiongkok (273 pengunjung), dan Jepang (239 pengunjung).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Dadan M. Ramdan