Fahri minta Jokowi sering pidato seperti SBY



JAKARTA. Ketua Umum Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) merasa menjadi korban fitnah. Wakil Ketua DPR Fahri Hamzah pun meminta Presiden Joko Widodo dan elite mengelola politik Indonesia secara baik.

"Ketemu dengan Pak SBY ngobrol. Beliau kan menjadi presiden dua periode. Pak Jokowi kan belum tentu bisa dua periode, makanya konsultasi dengan presiden ngobrol," kata Fahri di Gedung DPR, Jakarta, Rabu (8/2).

"Tenang kan presiden kasih tahu tidak ada masalah, bilang saya tidak terlibat pak," lanjut Fahri.


Fahri meminta Presiden Jokowi sebagai kepala negara dan pemerintahan agar berbicara kepada publik setiap hari. Ia kembali mencontohkan Presiden ke-6 RI SBY yang melakukan pidato untuk menyampaikan gagasan ke publik. "Pidato kayak Pak SBY, kan dia punya tempat pidato banyak," ujarnyanya.

Mengenai pertemuan dengan SBY, Fahri menilai Presiden Jokowi dapat melakukan inisiatif. "Kalau presiden tidak mau mengelola politik kita, nanti yang kelola politik kita akun-akun hoax," ucap Fahri.

Sebelumnya, SBY mengeluhkan dirinya menjadi korban fitnah di media sosial. Hal itu disampaikan SBY dalam pidato politiknya di hadapan kader Partai Demokrat pada Rapat Pimpinan Nasional (Rapimnas) dan Dies Natalis Partai Demokrat ke-15 di Jakarta Convention Center, Senayan, Jakarta, Selasa (7/2)

"Sejak Oktober 2016, kita merasakan hempasan angin dan badai terhadap SBY dan Partai Demokrat. Tiba-tiba Demokrat difitnah menggerakan aksi damai 411. Saya pun difitnah mendanai aksi itu," kata SBY.

Menurut SBY, tuduhan itu selain merendahkan Demokrat juga menghina masyarakat yang melakukan aksi 4 November 2016 secara spontan dan ikhlas. "Yang lebih keterlaluan lagi, muncul pemberitaan di media sosial dan diviralkan ke mana-mana, menuduh saya berada di belakang rencana pengeboman Istana Merdeka," keluh SBY.

"Tanpa beban dan jiwa kesatria, penyebar hoax itu menggunakan sarana informasi publik yang semestinya diawasi dan bukan dibiarkan oleh pemerintah," katanya.

(Ferdinand Waskita)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Dupla Kartini