Faisal Basri beberkan alasan rute kereta cepat Jakarta-Bandung tidak menjanjikan



KONTAN.CO.ID -  JAKARTA. Ekonom senior Universitas Indonesia Faisal Basri beranggapan, rute kereta cepat Jakarta - Bandung tidak menjanjikan. Bahkan, Faisal mengatakan, lebih baik pemerintah langsung membangun kereta cepat rute Jakarta - Surabaya. 

“Daripada Jakarta - Bandung, mending Jakarta - Surabaya. Lebih menjanjikan,” ujar Faisal, Selasa (2/11) secara daring. 

Faisal kemudian menjabarkan. Pertama, dari jarak tempuh. Jarak tempuh dari Jakarta dan Bandung hanya 140 km, atau di bawah rata-rata jarak tempuh daerah yang difasilitasi kereta cepat yang sekitar 500 km. 


Kedua, sudah banyak kereta api yang beroperasi dalam menghubungkan kedua kota ini. Pra Covid-19, ada setidaknya 38 trip rute Jakarta - Bandung pulang pergi yang dijalankan oleh beberapa KA seperti Argo Parahyangan, Argo Parahyangan Excellence, Argo Wilis, Turangga, Pangandaran, Mutiara Selatan, dan Malabar. 

Baca Juga: Faisal Basri: Proyek kereta cepat Jakarta-Bandung bisa balik modal 139 tahun lagi

Bahkan, menurut catatannya, KA Argo Parahyangan sebelum pandemi Covid-10 hanya mengangkut tak sampai 20.000 penumpang per hari dengan frekuensi total 20 perjalanan. 

Sementara Surabaya, dari jarak garis lurus tercatat 663 km dengan jarak tempuh kurang lebih 700 km atau di atas rata-rata jarak tempuh kereta cepat. 

Biasanya, bila dari Jakarta ke Surabaya menggunakan moda transportasi kereta api biasanya seperti Kereta Api Argo Bromo Anggrek dari stasiun Gambir ke stasiun Pasar Turi, waktu tempuh sekitar 8,5 jam. Bila menggunakan moda transportasi mobil, bahkan Jakarta - Surabaya memakan waktu hingga 10 jam. 

Nah, dengan jenis kereta cepat Jakarta - Bandung yang kecepatan maksimumnya 350 km, waktu tempuh dari Jakarta ke Surabaya bisa dipersingkat menjadi 2,5 jam. Alias, lebih terasa perbedaan waktu tempuhnya. 

Selain itu, dari Jakarta ke Surabaya juga melewati beberapa kota bisnis, seperti Cirebon dan Semarang. Potensi untuk masyarakat menggunakan kereta ini juga lebih besar, terutama yang membutuhkan untuk perjalanan bisnis. 

Selanjutnya: Peneliti sebut JKN sangat signifikan turunkan pengeluaran OPP rumah tangga

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Noverius Laoli