KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pengamat ekonomi Universitas Indonesia menilai, secara umum, evaluasi kinerja pemerintahan Presiden Joko Widodo terbilang solid. Apalagi, ada dukungan dari legislatif yang mencapai 69 kursi di Dewan Perwakilan Rakyat (DPR). Yang menjadi pertanyaan, mengapa pertumbuhan ekonomi kita tidak melejit dan ada keluhan kelesuan pasar dan penurunan daya beli? "Ya, kalau kita lihat memang dari tahun 1961 sampai semester I 2017, jelas terlihat nyata sekali, tren penurunan pertumbuhan ekonomi. Kita pernah double digit, 10%, 9%, dan 8% average. Tapi empat tahun terakhir, pertumbuhan menjadi 5%. Jadi, hampir semua indikator ekonomi jangka pendek bisa dikatakan bagus. Lihat saja suku bunga yang trennya menurun, nilai tukar rupiah stabil, serta cadangan devisa naik tertinggi sepanjang sejarah. Selain itu, ekspor pada tahun ini juga positif," urai Faisal kepada Kontan.co.id.
Faisal Basri: Ekonomi butuh energi baru, apa itu?
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pengamat ekonomi Universitas Indonesia menilai, secara umum, evaluasi kinerja pemerintahan Presiden Joko Widodo terbilang solid. Apalagi, ada dukungan dari legislatif yang mencapai 69 kursi di Dewan Perwakilan Rakyat (DPR). Yang menjadi pertanyaan, mengapa pertumbuhan ekonomi kita tidak melejit dan ada keluhan kelesuan pasar dan penurunan daya beli? "Ya, kalau kita lihat memang dari tahun 1961 sampai semester I 2017, jelas terlihat nyata sekali, tren penurunan pertumbuhan ekonomi. Kita pernah double digit, 10%, 9%, dan 8% average. Tapi empat tahun terakhir, pertumbuhan menjadi 5%. Jadi, hampir semua indikator ekonomi jangka pendek bisa dikatakan bagus. Lihat saja suku bunga yang trennya menurun, nilai tukar rupiah stabil, serta cadangan devisa naik tertinggi sepanjang sejarah. Selain itu, ekspor pada tahun ini juga positif," urai Faisal kepada Kontan.co.id.