JAKARTA. Pemerintahan lima tahun mendatang menghadapi lima kendala besar di bidang ekonomi dan birokrasi. Lima kendala tersebut harus diatasi oleh kandidat calon presiden dan wakil presiden jika pemerintahan mendatang menginkan pertumbuhan dan kesejahteraan seperti janji-janji kampanye yang selama ini mereka gembor-gemborkan.Ekonom Universitas Indonesia Faisal Basri mengatakan lima permasalahan itu adalah bagaimana untuk mengintegrasikan ekonomi domestik untuk bersaing dengan kompetitor global. Mengoptimalkan dan memobilisasi sumber daya Indonesia, meneruskan reformasi birokrasi, peningkatan kualitas percepatan pembangunan, dan bagaimana memperkuat tim ekonomi sebagai pelaksana kebijakan.“Dunia sekarang sudah tidak berbatas, untuk bisa terintegrasi dengan ekonomi global, maka domestik harus terintegrasi lebih dahulu, kalau tidak kita yang akan tercabik-cabik,” kata Faisal dalam diskusi “Menjawab Tantangan Ekonomi Politik Indonesia 2009-2014” di Jakarta, Jumat (22/5).Faisal menambahkan, Indonesia sebagai negara kepulauan dengan luas wilayah yang sangat besar sangat unik sehingga sulit diintegrasikan. Itu terlihat dari disparitas pembangunan antara Pulau Jawa dan luar pulau Jawa yang sangat besar dalam sumbangan ke PDB termasuk masih besarnya disparitas harga antar pulau.Untuk itu, pemerintahan ke depan harus bisa mengutamakan pembangunan pelabuhan sebagai jembatan penghubung antar daerah, termasuk juga infrastruktur jalan. “Jangan Cuma membangun Bandar udara yang hanya bisa dinikmati oleh sebagian kalangan saja. Pembangunan ke depan harus lebih mengutamakan wawasan maritim,” katanya.Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Faisal Basri: Lima Kendala Besar untuk Pemerintahan 2009-2014
JAKARTA. Pemerintahan lima tahun mendatang menghadapi lima kendala besar di bidang ekonomi dan birokrasi. Lima kendala tersebut harus diatasi oleh kandidat calon presiden dan wakil presiden jika pemerintahan mendatang menginkan pertumbuhan dan kesejahteraan seperti janji-janji kampanye yang selama ini mereka gembor-gemborkan.Ekonom Universitas Indonesia Faisal Basri mengatakan lima permasalahan itu adalah bagaimana untuk mengintegrasikan ekonomi domestik untuk bersaing dengan kompetitor global. Mengoptimalkan dan memobilisasi sumber daya Indonesia, meneruskan reformasi birokrasi, peningkatan kualitas percepatan pembangunan, dan bagaimana memperkuat tim ekonomi sebagai pelaksana kebijakan.“Dunia sekarang sudah tidak berbatas, untuk bisa terintegrasi dengan ekonomi global, maka domestik harus terintegrasi lebih dahulu, kalau tidak kita yang akan tercabik-cabik,” kata Faisal dalam diskusi “Menjawab Tantangan Ekonomi Politik Indonesia 2009-2014” di Jakarta, Jumat (22/5).Faisal menambahkan, Indonesia sebagai negara kepulauan dengan luas wilayah yang sangat besar sangat unik sehingga sulit diintegrasikan. Itu terlihat dari disparitas pembangunan antara Pulau Jawa dan luar pulau Jawa yang sangat besar dalam sumbangan ke PDB termasuk masih besarnya disparitas harga antar pulau.Untuk itu, pemerintahan ke depan harus bisa mengutamakan pembangunan pelabuhan sebagai jembatan penghubung antar daerah, termasuk juga infrastruktur jalan. “Jangan Cuma membangun Bandar udara yang hanya bisa dinikmati oleh sebagian kalangan saja. Pembangunan ke depan harus lebih mengutamakan wawasan maritim,” katanya.Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News