Faisal Basri nilai pemerintah dan BI frustrasi hadapi pandemi



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Ekonom Senior Institute For Development of Economics and Finance (Indef) Faisal Basri menilai, kajian terkait reformasi sistem keuangan bukanlah hal yang urgent untuk dibahas di kala pandemi Covid-19.

Faisal mengatakan,kalau pengebutan pembahasan ini malah membuat pemerintah dan bank sentral terlihat frustrasi dalam mengelola perekonomian di tengah pandemi.

“Mereka nggak punya kuasa untuk mengontrol dan melakukan apapun dalam mengatasi sumber masalah, yakni Covid-19 nya,” kata Faisal dalam diskusi daring, Kamis (1/10).


Faisal juga menyebut, kalau sebenarnya otoritas fiskal dan moneter telah memiliki semua instrumen untuk memperbaiki ekonomi akibat Covid-19. Akan tetapi amunisi untuk memerangi virus Covid-19 lah yang mereka tidak punya.

Baca Juga: Pemerintah sebut pemulihan ekonomi akan tersokong Perppu Stabilitas Sistem Keuangan

“Jadi, mereka mencari pemadam kebakarannya yang makin lama logistik yang mereka punya terkikis, jadi mereka cari instrumen-instrumen lain yang belum ada,” tambahnya.

Selain itu, saat inipun sektor keuangan masih terpantau sehat. Ini terlihat dari dana pihak ketiga (DPK) di perbankan per Agustus 2020 yang berhasil tumbuh di atas 10% yoy. Sementara kredit hanya tumbuh 1% yoy.

Ini menunjukkan, kalau sebenarnya likuiditas di perbankan sangat berlebih, terlihat dari rasio dana terhadap kredit yang juga berada dalam level rendah.

Untuk itu, lebih baik saat ini pemerintah fokus dalam menghadapi pandemi Covid-19. Kalaupun perlu mengeluarkan Perppu, maka lebih baik Perppu untuk memperkuat garda penanganan Covid-19.

Karena menurutnya, tak selamanya ekonomi bisa menjadi pemadam kebakaran yang disebabkan oleh pandemi ini.

Selanjutnya: Punya pengalaman buruk, pemerintah: Jangan terlalu percaya usulan Bank Dunia

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Noverius Laoli