JAKARTA. Rencana pemerintah mengganti status Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas (SKK Migas) menjadi Badan Usaha Milik Negara (BUMN) dinilai tidak akan tumpang tindih dengan fungsi PT Pertamina Persero. Pengamat ekonomi sekaligus Ketua Tim Reformasi Tata Kelola Migas, Faisal Basri mengatakan, Pertamina merupakan operator penuh dan akan didorong untuk memperkokoh diri agar bisa meningkatkan penguasaan lsumur-sumur minyak di luar negeri. “Gak akan ada tumpang tindih. Pertamina akan kita dorong untuk menjadi keren dan lebih besar,” ujar Faisal di Jakarta, Sabtu (7/2). Faisal mengatakan, produksi minyak dalam negeri tahun 2025 diperkirakan hanya 500 ribu barel per hari sedangkan kebutuhan minyak mencapai 2,5 juta barel. Artinya, jika tidak ada ladang minyak di luar maka Indonesia akan mengimpor minyak cukup banyak.
Faisal: SKK Migas dan Pertamina tak tumpang tindih
JAKARTA. Rencana pemerintah mengganti status Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas (SKK Migas) menjadi Badan Usaha Milik Negara (BUMN) dinilai tidak akan tumpang tindih dengan fungsi PT Pertamina Persero. Pengamat ekonomi sekaligus Ketua Tim Reformasi Tata Kelola Migas, Faisal Basri mengatakan, Pertamina merupakan operator penuh dan akan didorong untuk memperkokoh diri agar bisa meningkatkan penguasaan lsumur-sumur minyak di luar negeri. “Gak akan ada tumpang tindih. Pertamina akan kita dorong untuk menjadi keren dan lebih besar,” ujar Faisal di Jakarta, Sabtu (7/2). Faisal mengatakan, produksi minyak dalam negeri tahun 2025 diperkirakan hanya 500 ribu barel per hari sedangkan kebutuhan minyak mencapai 2,5 juta barel. Artinya, jika tidak ada ladang minyak di luar maka Indonesia akan mengimpor minyak cukup banyak.