Fajar Surya Wisesa (FASW) catatkan penurunan penjualan dan laba bersih di tahun lalu



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Produsen kertas PT Fajar Surya Wisesa Tbk (FASW) membukukan penjualan bersih Rp 8,27 triliun pada 2019 atau turun 16,8% secara tahunan. Ini setelah dikurangi retur dan diskon penjualan. Secara total, FASW mencatatkan penjualan kotor Rp 8,3 triliun atau turun 16,55% dibanding 2018.

Porsi terbesar penjualan kotor FASW masih disumbang oleh penjualan dalam negeri ke pihak ketiga. Kontribusinya mencapai 73,21% dari total penjualan. Meskipun begitu, penjualan ini turun 12% secara year on year (yoy), dari Rp 6,91 triliun pada 2018 menjadi Rp 6,08 triliun pada 2019.

Baca Juga: Jaga stabilitas harga, Kliring Berjangka Indonesia (KBI) dan Timah (TINS) kolaborasi


Kontributor terbesar kedua adalah penjualan ekspor ke pihak ketiga yang mencakup 18,73% dari penjualan kotor. Dibanding penjualan dalam negeri, ekspor FASW merosot lebih dalam lagi, yakni 39,41% secara tahunan. 

Dengan begitu, perusahaan FASW hanya mampu membukukan penjualan ekspor Rp 1,56 triliun pada 2019, dari sebelumnya Rp 2,57 triliun.

Di sisi lain, penjualan FASW ke pihak berelasi justru tumbuh hingga 40,99% yoy menjadi Rp 669,23 miliar pada 2019. Padahal, pada 2018 penjualan FASW kepada pihak berelasi hanya sebesar Rp 474,66 miliar.

Alasannya, pada tahun 2019, FASW mulai menjual produknya ke PT Indocorr Packing Cikarang dan PT Primacorr Mandiri. Hal ini menambah daftar pihak berelasi dari sebelumnya hanya PT Prokemas Adhikari Kreasi. Meskipun bertumbuh, penjualan ke pihak berelasi hanya menyumbang 8,06% penjualan kotor FASW.

Baca Juga: Gandeng GREE Energy, Mahkota Group kembangkan proyek biogas

Dari segi bottom line, FASW juga membukukan penurunan. Laba bersih perusahaan ini merosot 31,06% yoy menjadi Rp 968,83 miliar pada 2019. Padahal, pada tahun sebelumnya, FASW memperoleh laba bersih Rp 1,4 triliun.

Adapun aset FASW pada 2019 turun 1,94% menjadi Rp 10,75 triliun. Hal ini seiring dengan utang FASW yang berkurang 9,25% ke Rp 6,06 triliun dan ekuitas yang tumbuh 9,43% menjadi Rp 4,69 triliun.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Tendi Mahadi