Faktor cuaca sebabkan ekspor kopi April turun 25%



JAKARTA. Kinerja ekspor kopi Indonesia pada April 2011 kurang menggembirakan. Berdasarkan data International Coffee Organization (ICO), volume ekspor kopi Indonesia sepanjang April kemarin sebanyak 420.000 ton. Jumlah ini turun 25% ketimbang volume ekspor bulan sebelumnya yang sebanyak 560.000 ton. Sabam Malau, Ketua Umum Forum Kopi Sumatera Utara, mengatakan penurunan itu setidaknya disebabkan oleh 3 faktor. Pertama, pasokan kopi pada April memang sedang minim. Pada periode Januari-Maret, persediaan kopi sebenarnya masih lumayan karena masih ada kelebihan pasokan dari tahun 2010.

Imbasnya, ekspor kopi pada Januari-Maret masih lumayan tinggi. Namun memasuki April, persediaan kopi terus berkurang, karena kelebihan persediaan tahun 2010 sudah banyak terserap pasar. Hal ini diperparah oleh kondisi perkebunan kopi nasional yang rata-rata belum memasuki masa panen raya. "Secara otomatis, volume ekspor April ikut berkurang," jelas Sabam kepada KONTAN, Kamis (16/6). Penguatan rupiah yang terjadi sepanjang April kemarin juga turut mengakibatkan penurunan ekspor kopi. Sabam bilang, penguatan rupiah membuat eksportir lebih memilih menjual kopi ke pasar domestik ketimbang mengekspornya. Sebab, pendapatan dalam rupiah eksportir lebih rendah ketimbang pada saat kesepakatan kontrak. Selain itu, margin keuntungan yang didapat jika menjual kopi ke pasar domestik bisa lebih tinggi 10% daripada mengekspornya. Kondisi ini diperkuat oleh peningkatan konsumsi kopi domestik. Masyarakat Indonesia memang kian familiar meminum kopi seiring tumbuh-berkembangnya kedai-kedai kopi modern. Minum kopi telah menjadi gaya hidup yang sedang populer di kalangan masyarakat Indonesia. Akibatnya, konsumsi kopi domestik meningkat cukup tajam. "Proporsi ekspor pasti turun karena peningkatan konsumsi domestik," tandas Sabam. Meski begitu, Sabam memprediksi ekspor kopi Indonesia bakal meningkat mulai Juli mendatang. Ini didasarkan pada pasokan Brazil yang diprediksi akan turun pada periode itu. Kondisi perkebunan kopi di Brazil memang sedang buruk akibat curah hujan yang tinggi sejak awal tahun ini. Akibatnya, populasi kembang kopi di sana menurun drastis sehingga berpotensi menurunkan pasokan kopi pada Juli nanti. "Indonesia bisa mengambil keuntungan dari itu," seru Sabam Produksi kopi bakal turun 20% Sayangnya, prediksi itu kemungkinan akan sulit tercapai, sebab Indonesia juga ternyata memiliki masalah yang sama dengan Brazil. Gamal Nasir, Direktur Jenderal Perkebunan kementerian Pertanian, mengatakan produksi kopi nasional tahun ini diprediksi bakal turun 10%-20% ketimbang tahun 2010 yang sebanyak 600.000 ton. Prediksi itu didasarkan pada kondisi cuaca Indonesia yang masih terbilang buruk hingga penghujung semester 1 ini. Curah hujan di beberapa daerah masih tinggi sehingga pertumbuhan bunga kopi terhambat. Ini diperparah oleh serangan hama penggerek buah kopi yang masih menyerang perkebunan kopi di beberapa daerah. "Akibatnya, kemungkinan besar produksi bakal turun," ungkap Gamal kepada KONTAN.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Editor: