Faktor eksternal dominan pengaruhi rupiah



JAKARTA. Rupiah belum mampu menahan gempuran sentimen global. Di pasar spot, Rabu (2/9), nilai tukar rupiah terhadap dollar AS melemah 0,28% menjadi 14.137. Sejalan, kurs tengah Bank Indonesia (BI) terdepresiasi 0,3% ke 14.127.

Analis SoeGee Futures, Nizar Hilmy, mengatakan, pergerakan sentimen negatif perlambatan ekonomi global dan prospek kenaikan suku bunga The Fed rupiah masih menyelimuti rupiah. Hal itu mengakibatkan capital outflow di bursa saham.

"Rupiah menjadi salah satu mata uang emerging market yang tertekan oleh penguatan dollar AS," ujarnya.


Dari dalam negeri, Nizar menilai pasar menunggu peningkatan ekonomi, seperti kenaikan ekspor dan percepatan pembangunan. Oleh karena itu, berbagai bentuk intervensi maupun kebijakan BI maupun pemerintah hanya mampu membuat rupiah menguat sesaat.

David Sumual, Ekonom Bank Central Asia, mengatakan, keputusan Bank Sentral China memangkas suku bunga dan menyuntikkan dana ke bursa saham memicu pasar khawatir dengan prospek pertumbuhan negeri Panda itu. Itu sebabnya, bursa Asia bergejolak.

Gejolak China membuat ekspektasi kenaikan suku bunga The Fed di bulan September berkurang. Namun potensi kenaikan suku bunga AS di akhir tahun menjaga tren penguatan dollar AS.

David menilai, kondisi eksternal masih lebih dominan. Pada Kamis (3/90), ia menduga rupiah melemah di 14.000- 14.150. Nizar menebak rupiah di 14.050-14.200.  

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Barratut Taqiyyah Rafie