Faktor eksternal & internal menghantam rupiah



JAKARTA. Pelemahan valuasi rupiah kian signifikan, kali ini posisinya berhasil merosot hingga menembus level Rp 13.500 per dollar AS. Diprediksi kans rupiah untuk membaik masih sangat kecil.

Di pasar spot, Kamis (24/11) nilai tukar rupiah merosot 0,50% di level Rp 13.558 per dollar AS dibanding hari sebelumnya. Sementara itu, dalam kurs tengah Bank Indonesia (BI) pada hari Kamis mencatat nilai tukar rupiah bergerak melemah menjadi Rp13.540 dibandingkan Rabu (23/11) Rp13.473.

"Nilai tukar rupiah bergerak kembali di area negatif terhadap dollar AS di pasar valas domestik pasca rilis data perekonomian Amerika Serikat yang menunjukkan perbaikan," kata Kepala Riset Monex Investindo Futures Ariston Tjendra.


Ia menambahkan bahwa penguatan dollar AS juga makin meninggi setelah notulensi pertemuan Komite Pasar Terbuka Federal (FOMC) mengindikasikan peningkatan suku bunga acuan Amerika Serikat pada bulan Desember 2016.

"The Fed menyatakan optimismenya untuk menaikkan suku bunga menjelang akhir tahun ini sebagai perwujudan rencana sebelumnya, dan antisipasi akan potensi meningkatnya inflasi AS setelah kebijakan fiskal Donald Trump diterapkan di awal tahun 2017," katanya.

Pengamat pasar uang Bank Woori Saudara Indonesia Tbk Rully Nova mengatakan, selain faktor eksternal, sentimen politik di dalam negeri yang relatif kurang kondusif turut mempengaruhi fluktuasi mata uang domestik.

Sebagian pelaku pasar, menurut dia, merasa khawatir situasi itu mempengaruhi perekonomian nasional ke depannya sehingga untuk saat ini pelaku pasar cenderung mengalihkan sebagian asetnya ke mata uang "safe haven".

"Di tengah kondisi itu, permintaan dollar AS di pasar valas meningkat sehingga mengalami apresiasi," katanya.

Kendati demikian, lanjut dia, Bank Indonesia diperkirakan masih berada di pasar untuk menjaga fluktuasi rupiah sehingga tidak tertekan lebih dalam terhadap dollar AS.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Yudho Winarto