KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Penguatan harga minyak sawit mentah (CPO) diyakini bisa bertahan hingga akhir 2019. Asal tahu saja, harga CPO di pasar komoditas kembali sukses menyentuh rekor baru. Mengutip
Bloomberg, Rabu (30/10) pukul 16.52 WIB harga crude palm oil (CPO) untuk kontrak pengiriman Januari 2020 di Malaysia Derivatif Exchange ada di RM 2.493 per ton, naik 3,24% dibanding sehari sebelumnya yang ada di RM 2.417 per ton. Analis PT Finnex Berjangka Nanang Wahyudin mengungkapkan, harga CPO terus menguat dan membentuk rekor tertinggi barunya.
"Ini karena melemahnya mata uang ringgit malaysia (RM) terhadap dolar AS dan kenaikan harga minyak dunia sebagai substitusi, sehingga mendorong kenaikan harga CPO," kata Nanang kepada Kontan.co.id, Rabu (30/10).
Baca Juga: Harga CPO Naik, Industri Melirik Kredit premium Nanang juga menyampaikan sejak pertengahan Oktober hingga akhir bulan, pengiriman CPO Januari 2020 di Bursa Malaysia Derivatif (BMD) telah naik sebesar 12%. Dengan begitu, Nanang menjelaskan, kenaikan harga CPO dipicu oleh dua hal yaitu melemahnya ringgit terhadap dolar AS dan naiknya harga minyak nabati substitusi. Akibat ringgit melemah terhadap dolar AS sebesar 0,05% pada hari ini, harga CPO yang dibanderol dengan ringgit menjadi lebih murah bagi pemegang mata uang asing. "Murahnya harga CPO dapat memicu naiknya permintaan komoditas ini yang akhirnya bisa menyebabkan harga CPO melonjak," jelasnya. Di sisi lain, sentimen positif lainnya berasal dari kenaikan harga beberapa minyak nabati lain.
Melansir
Reuters, minyak sawit Dalian kontrak pengiriman Januari 2020 diperdagangkan naik 2,1% berada di level ¥ 5.234 per ton. Sebagai informasi, minyak kedelai kontrak Dalian juga naik hingga 0,9%, sedangkan harga minyak kedelai AS yang diperdagangkan di bursa Chicago Board of Trade naik 0,1%. Disamping ekspektasi pasar terhadap kenaikan pengiriman dan potensi turunnya suplai global, harga CPO sudah menguat selama enam hari berturut-turut. Bahkan, harga sawit sudah melampaui level terkuat tahun ini yakni RM 2.369 per ton pada 28 Januari lalu. Selain itu, pekan lalu lembaga survei kargo AmsPec Agri melaporkan pengiriman sawit dari Malaysia, penyuplai terbesar kedua di dunia, naik 13% dari tahun sebelumnya menjadi 1,24 juta ton sepanjang 1 Oktober-25 Oktober 2019. Sementara, Intertek Testing Services menyatakan ekspor tumbuh 10%. Meskipun begitu, pasar masih menanti data untuk sebulan penuh.
Editor: Barratut Taqiyyah Rafie