Faktor Fundamental dan Strategis Bisnis Kuat Jadi Dasar Rekomendasi Hold Saham GOTO



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Strategi PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (GOTO) untuk menerapkan berbagai inisiatif hyperlocal dan penjualan silang menjadi dasar keyakinan analis untuk merekomendasikan investor mempertahankan (hold) saham GOTO dengan target harga Rp420.

Analis PT Samuel Sekuritas Indonesia Muhammad Farras Farhan dalam risetnya mengatakan, potensi pertumbuhan gross transaction value (GTV) GOTO menjadi Rp710 triliun tahun ini dibandingkan realisasi sebesar Rp461 triliun pada tahun sebelumnya terutama karena penerapan strategi hyperlocal dan cross-pollination (penjualan silang) yang semakin optimal, sehingga bisa menjadi kunci pertumbuhan kinerja untuk jangka panjang.

Strategi hyperlocal terutama pada aspek logistik merupakan bagian dari kekuatan ekosistem GoTo yang membuat arus pengiriman barang dan jasa menjadi lebih efektif dan efisien. Sedangkan cross-pollination atau sinergi antar platform akan mengoptimalkan seluruh ekosistem digital dalam grup GoTo.


Saat ini, GoTo menjalankan tiga pilar bisnis secara bersamaan yang terdiri atas layanan on-demand melalui Gojek, e-commerce melalui Tokopedia, dan financial technology melalui GoTo Financial.

Baca Juga: Harga Saham BBCA & GOTO Beda Arah di Perdagangan Bursa Senin (18/7)

Ketiganya merupakan kekuatan fundamental GOTO yang menjadikan ekosistem GOTO paling lengkap dibanding para pesaingnya.

Dengan potensi peningkatan nilai transaksi maka akan mendorong kenaikan pendapatan GOTO pada tahun ini.  “Kami perkirakan pendapatan bersih GOTO akan mencapai Rp7,6 triliun pada tahun 2022. Tumbuh 67% year on year (YoY)” ungkap Farras dikutip, Selasa (19/7).

Maka riset ini merekomendasikan hold saham GOTO dengan target price sebesar Rp420 per saham.

Pertumbuhan kinerja GOTO bukan hanya diproyeksi terjadi tahun ini saja, melainkan terjadi secara konsisten dalam jangka panjang.

“Kami memproyeksikan bisnis GOTO akan tumbuh dengan pertumbuhan majemuk lebih dari 20% selama lima tahun ke depan, didukung oleh pertumbuhan pesat ekosistem internet dan basis pengguna GOTO,” terusnya.

Mengacu laporan yang dirilis oleh Google, Temasek, dan Bain, sejak awal 2020 hingga pertengahan 2021, pengguna internet di Indonesia meningkat 21 juta. Sekitar 72% dari pengguna baru tersebut berasal dari daerah pedesaan yang menunjukkan semakin luasnya jangkauan layanan internet di Indonesia.

Pada tahun 2021, sekitar 201 juta orang di Indonesia telah menggunakan internet, dan angka tersebut diproyeksikan mencapai 233 juta pada tahun 2025. Pertumbuhan pengguna internet telah mendorong nilai transaksi ekonomi digital di Indonesia.

Berdasarkan data riset yang sama, nilai penjualan atau Gross Merchandise Value (GMV) ekonomi internet Indonesia telah mencapai US$ 70 miliar (naik 49% YoY) pada 2021 dan diproyeksikan mencapai US$ 146 miliar pada tahun 2025 (CAGR: +20%).

Seiring dengan itu, basis pengguna GOTO juga diperkirakan Farras akan terus meningkat. Terlebih seluruh segmen bisnis utama GOTO baik itu on-demand, e-commerce, maupun fintech, merupakan industri yang relatif muda di Indonesia sehingga ruang pertumbuhan masih sangat terbuka luas.

Menurut RedSeer, pada tahun 2021, e-commerce hanya menyumbang 8,7% dari total penjualan ritel Indonesia. Hal yang sama berlaku untuk logistik on-demand (dengan tingkat penetrasi 8,3%), dan mobilitas (5,2%). “Angka-angka ini menggambarkan ruang pertumbuhan yang besar untuk industri-industri ini,” ungkapnya.

RedSeer juga memproyeksikan GOTO dapat mencatat pertumbuhan bagian pasar yang dapat dijangkau (TAM) sebesar 20% sampai 36% pada 2021 – 2025.

Baca Juga: Ini Alasan Pakar Ekonomi-Politik Sebut Investasi Telkomsel ke GOTO Menguntungkan

Ditambah lagi dengan kekuatan ekosistem GOTO yang lebih lengkap dan unggul dibandingkan dua kompetitor utamanya yaitu SEA Ltd dan Grab. “SEA Ltd tidak memiliki layanan on-demand, sementara Grab tidak memiliki e-commerce,” ungkap Farras.

Ke depan, lini bisnis fintech GOTO diproyeksi akan semakin berkembang dan lebih kontributif pada pertumbuhan GOTO. GoTo Financial sendiri memiliki beberapa bisnis yang terbagi dalam empat kategori; pembayaran konsumen, pembayaran pedagang, solusi pedagang, dan platform pinjaman.

GOTO menyediakan layanan pembayaran konsumen dijalankan dengan merek GoPay, yang menguasai 25% pangsa pasar di Indonesia dan merupakan pemimpin pasar.

Untuk pembayaran merchant, GoTo Financial juga menggunakan brand Midtrans dan IRIS yang menawarkan solusi integrasi pembayaran untuk merchant.

Untuk solusi merchant, GoTo Financial menggunakan brand GoBiz dan Moka yang menawarkan layanan POS (point of sale) yang memudahkan merchant mengakses pembayaran digital dari konsumen.

Terakhir, untuk platform pinjaman, GoTo Financial menawarkan layanan GoPaylater dan GoModal, yang memberikan akses ke pinjaman modal (GoModal) dan skema beli sekarang bayar nanti (GoPaylater) dengan imbalan biaya berlangganan dan pendapatan bunga.

goto

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Yudho Winarto